Matthew White Meninggal karena Diabates, Kenali Gejalanya pada Anak
Anak penderita diabetes akan mengalami penurunan berat dan sering buang air kecil
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor cilik Matthew White menghembuskan napas terakhir di usia 12 tahun akibat penyakit diabetes mellitus (DM). Dokter konsultan Endokrinologi Anak di FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan rumah sakit (RS) Brawijaya Antasari, Frida Soesanti mengatakan, ada dua jenis DM pada anak, namun mayoritas atau 90 persen menderita DM tipe 1.
"Diabetes pada anak ada dua macam yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tercatat sekitar 1.400 anak Indonesia menderita DM tipe 1 dan sebagian besar atau 90 persen anak menderita DM tipe 1 karena kerusakan pankreasnya," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (25/1/2022) malam.
Jadi, dia melanjutkan, DM yang diderita mayoritas anak berbeda dengan DM pada orang dewasa yang disebabkan pola hidup atau bertubuh gemuk jadi insulinnya banyak tetapi tak bisa bekerja dengan baik atau tipe 2. Kendati demikian, Frida mengakui anak pun juga bisa menderita DM seperti yang dialami orang dewasa yaitu DM tipe 2.
Artinya memiliki banyak insulin tetapi tak bisa bekerja dengan baik. Karena organ tubuh yang menghasilkan insulin rusak, dia malenjutkan, maka harus ada penggantian insulin seumur hidup.
Terkait penyebab DM tipe 1, Frida mengatakan penyebabnya bukanlah keturunan melainkan genetik. Ia mengungkap fakta sebagian besar anak yang terkena DM tipe 1 ternyata keluarganya tidak ada yang menderita DM. Jadi, ayah dan ibunya hidup normal tetapi memiliki anak yang menderita DM.
"Artinya anak dengan DM tipe 1 punya gen yang sifatnya rentan terhadap DM tipe 1. DM tipe 1 hanya muncul pada anak tanpa diturunkan dari ortunya, bahkan hanya 2 persen anak yang menderita DM tipe ini memiliki keluarga yang sama menderita penyakit yang sama," katanya.
Namun, ia mengakui kalau orang tanya menderita DM tipe 1, maka bisa melahirkan anak yang memiliki risiko lebih tinggi menderita DM dibandingkan yang keluarganya tak memiliki riwayat penyakit DM. Hingga saat ini, Frida menyebutkan Indonesia sudah mencatat sekitar 1.400 anak menderita DM tipe 1. Namun, ia menduga jumlah anak penderita DM tipe 1 seharusnya jauh lebih banyak dari itu. Frida memperkirakan anak Indonesia yang menderita DM hingga puluhan ribu namun belum terungkap.
"Karena hampir 100 ribu anak di dunia terdiagnosis DM tipe 1 dan seperempatnya ada di Asia Tenggara. Jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara kan Indonesia, jadi seharusnya negara ini yang paling banyak pasien DM tipe 1," ujarnya.
Sayangnya, dia melanjutkan, belum ada cara yang bisa mencegah DM tipe 1. Hingga saat ini, dia menambahkan, belum ada hasil penelitian yang pasti untuk mencegah dan menyembuhkan DM tipe 1. Oleh karena itu, dia melanjutkan, yang bisa dikerjakan untuk menghadapi DM tipe 1 adalah deteksi dini mengenali gejalanya.
"Tentu kita tak mau jatuh dalam kondisi gawat darurat. Nah, makanya penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan bahwa anak bisa menderita DM," katanya.
Ia menyebutkan, anak yang menderita DM bisa dikenali dari gejalanya. Di antaranya banyak kencing terutama malam hari, banyak minum, sering haus, kemudian tiba-tiba mengompol padahal biasanya bisa kencing sendiri, kemudian yang jelas sekali adalah turunnya berat badan dalam satu atau dua bulan terakhir.
Ia menambahkan, biasanya anak menderita DM tipe 1 memiliki tubuh yang kurus. Sedangkan anak menderita tipe 2 memiliki badan gemuk.
Kalau orang tua bisa mengenali anak menderita diabetes sejak dini, dia melanjutkan, maka anak tidak harus mengalami kondisi gawat darurat atau kehilangan kesadaran. Kalau bisa mengenali gejala lebih awal bisa mengurangi risiko fatalitas hingga kematian.
"Jika terlambat mengenali gejalanya maka kemungkinan mortalitas kematiannya lebih berat lagi," katanya.
Jika telah mengenali gejalanya dan diperkuat dengan diagnosis, ia menyebutkan anak dengan DM harus menjalani terapi. Terapi ini, dia melanjutkan, harus dijalani anak seumur hidupnya. Sebab, anak tak bisa menghasilkan insulin padahal insulin dibutuhkan supaya tetap hidup. Kalau anak tak mendapatkan insulin, dia melanjutkan, maka penderita DM ini bisa mengalami sesak napas.
"Jadi, kita ganti insulinnya dari luar," katanya.
Dengan terus mendapatkan suntik insulin yang baik dan teratur, pola makan yang oke, teratur kontrol ke dokter maka anak dengan DM akan baik-baik saja. Bahkan, dia melanjutkan, anak bisa tumbuh kembang dengan normal. Anak penderita DM kemudian tumbuh dewasa dan menikah, kemudian panjang umur sampai lanjut usia memiliki anak cucu seperti orang lain.
"Sudah banyak contoh anak dengan DM tipe 1 yang panjang umur sampai lansia dan punya anak bahkan cucu. Hanya bedanya mereka mendapatkan insulin dari luar," katanya.
Sebelumnya, Matthew wafat pada Ahad (23/1/2022) setelah menjalani perawatan di rumah sakit karena DM yang dideritanya.
"Emang dia itu sering bolak-balik check up ke rumah sakit, dan yang kemarin itu bisa dibilang dia drop banget jadi nggak ketolong," kata Vinki Hanafi, manajemen artis yang menaungi Matthew, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/1/2022).
Menurut Vinki, Matthew yang dikenal sebagai pemain film Danur 3 tersebut kini sudah dimakamkan di kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah. Kepergian Matthew menyisakan duka yang mendalam bagi banyak orang, termasuk lawan mainnya di film Danur, Prilly Latuconsina.