Sidebar

ICMI Kukuhkan Majelis Pengurus Pusat Periode 2021-2026

Saturday, 29 Jan 2022 22:14 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan secara daring saat Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2021-2026 dan Rapat Kerja Nasional ICMI di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/1/2022). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dan luring tersebut mengambil tema Transformasi ICMI Menuju Indonesia Emas 2045.

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar acara Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI periode 2021-2026 dan Rapat Kerja Nasional 2022 di Bogor pada Sabtu (29/1/2022).

Baca Juga


"Acara hari ini adalah menjalankan upaya muktamar yaitu pengukuhan dan rapat kerja pengurus. Saya mengucapkan selamat kepada pengurus ICMI. Semoga sukses menjalankan ICMI yang rahmatan lil alamin," kata Ketua ICMI Prof. Dr. Ir. Arief Satria, dalam sambutannya. 
 
Dia turut mengucapkan terima kasih kepada Prof Jimly Asshiddiqie beserta jajarannya yang telah menjalankan tugas misi ICMI pada periode yang lalu. Selain itu juga Arief menyampaikan penghormatan kepada pendiri ICMI yang telah meletakkan dasar organisasi dengan mantap sehingga keberlangsungan organisasi tetap terjaga. 
 
"ICMI memiliki tujuan tata kehidupan masyarakt madani yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan meningkatkan mutu keimanan dan ketakwaan, pemahaman dan pengalaman ajaran islam serta kecendikawanan dan peran serta kecendikiawanan muslim seindonesia," ucap Arief.
 
Dalam kesempatan ini, Presiden Republik Indonesia, Ir.  Joko Widodo turut hadir dalam acara pengukuhan secara daring. Arief menyampaikan kepada presiden, bahwa ICMI bekerja atas nafas keislaman, keindonesiaan, dan kecendikawanan.
 
"Dimensi keislaman menuntut ICMI untuk mampu menerjemahkan nilai-nilai universal islam dalam konteks Indonesia dan zaman sekarang. Dimensi Keindonesiaan bahwa menyadari kita dituntut Allah Subhanahu wa Ta'ala lahir dan hidup di Indonesia yang lahir dengan beragam suku, tradisi, dan agama. ICMI bertekad dalam membina satu kesatuan yang berbentuk Republik berdasarkan Pancasila. Dimensi kecendikawanan menuntut anggotanya menjadi sosok Ulul Albab yang terus menyeimbangkan antara zikir dan fikir untuk kemaslahatan," papar Arief.

Berita terkait

Berita Lainnya