Ilmuwan Oxford Cari Sukarelawan yang Mau Sengaja Kena Covid-19: Ada yang Daftar!

Ilmuwan Oxford mencari sukarelawan berusia 18-30 tahun yang mau kena Covid-19.

Pixabay
Mutasi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2 (ilustrasi). Ilmuwan Oxford University mencari sukarelawan yang mau dengan sengaja terpapar Covid-19. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan vaksin di masa depan.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan Oxford University di Inggris sedang mencari sukarelawan untuk uji coba medis pertama di dunia yang dengan sengaja memaparkan peserta pada jenis asli virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2). Demi apa?

"Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tingkat respons imun, antibodi, dan sel T yang dibutuhkan tubuh kita untuk mencegah infeksi ketika orang sehat terpapar virus," kata Ketua Peneliti Vaksinologi di Oxford University, Helen McShane, dikutip Fox News pada Senin (31/1/2022).

Baca Juga



McShane mengatakan, mengetahui tingkat respons imun yang dibutuhkan untuk diinduksi oleh vaksin akan membuat pengembangan vaksin lebih cepat dan jauh lebih efisien pada masa depan. Untuk penelitiannya, ia membutuhkan peserta dengan usia antara 18 sampai 30 tahun.

"Sepertinya inilah pertama kalinya pada masa pandemi saya merasa benar-benar dapat berperan. Banyak hal yang bisa peneliti lakukan di lab dan vial, tetapi cara terbaik ialah dengan melihat reaksinya langsung pada tubuh manusia," kata salah satu sukarelawan bernama Marcus mengenai pendapatnya tentang penelitian tersebut melalui tayangan video.

Sukarelawan harus memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik sebelum ikut sebagai sukarelawan. Syarat yang harus dipenuhi ialah mereka harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dan tak pernah terinfeksi sebelumnya atau sebelumnya pernah kena Covid-19, tetapi sudah sembuh total.

"Studi dimulai pada April 2021 dengan fase pertama untuk menetapkan dosis virus terendah dengan menggunakan jenis asli virus dari Wuhan, China, yang dapat menginfeksi dan mereplikasi pada sekitar 50 persen peserta tetapi menyebabkan gejala minimal," kata McShane.

Setelah dosis standar ditetapkan pada fase pertama, semua peserta akan diinfeksi dengan dosis virus berikutnya pada fase kedua. Semua peserta akan dikarantina selama setidaknya 17 hari di kamar rumah sakit yang ditunjuk, mendapatkan CT scan paru-paru, dan MRI jantung.

Sukarelawan baru akan dipulangkan setelah mereka tidak lagi terinfeksi atau menularkan kepada orang lain. Sementara itu, jika ada peserta yang menunjukkan gejala, mereka akan menerima pengobatan antibodi monoklonal regeneron.

Semua peserta telah mendapat penjelasan mengenai tujuan dan risiko penelitian. Mereka disaring sebelum ikut serta untuk memastikan risiko terkena gejala parah benar-benar rendah.

Hari nol adalah ketika para peserta dipaparkan dengan Covid-19 di hidung mereka. Para peserta kemudian menjalani tes PCR dua kali sehari untuk melihat apakah mereka memiliki Covid-19. Tes darah juga akan dilakukan.

Baca juga : Pakar Dunia Prediksi Setengah Populasi Dunia akan Terinfeksi Omicron

Uji coba menantang manusia untuk sengaja terpapar penyakit telah dilakukan selama bertahun-tahun demi mempelajari efek infeksi. Akan tetapi, ini penelitian pertama yang diketahui pada kasus Covid-19, menurut Reuters.

Uji coba ini sepenuhnya bersifat sukarela. Kelemahan utama penelitian ini adalah risiko potensi bahaya bagi sukarelawan yang mungkin tertular Covid-19. Meski begitu, penelitian Oxford telah mengambil tindakan pencegahan dan menerima persetujuan etik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler