Penularan Omicron Tinggi Sekali, Menkes: Indonesia Bisa Sampai Puncak Kasus Akhir Februari
Menkes menyebut tingkat penularan omicron tinggi sekali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan puncak kasus Covid-19 akibat varian omicron bisa lebih banyak tiga hingga enam kali lipat dari varian delta. Ia menyebut, tingkat penularan omicron tinggi sekali.
"Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya delta," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers secara daring diikuti di Jakarta, Senin.
Menkes mengemukakan, kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800 ribu per hari akibat omicron dibandingkan dengan delta yang mencapai 250 ribu per hari. Di Prancis, kasus omicron mencapai 360 ribu per hari, lebih banyak dibandingkan dengan delta yang 60 ribu hari.
"Negara yang mirip dengan kita, Brasil, sekarang juga masih naik di kisaran 190 ribu kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya delta 80 ribu per hari," ungkap Menkes.
Sebagai perbandingan lainnya, Menkes menyebut, India sekarang menghadapi 310 ribu kasus Covid-19 per hari dibandingkan saat delta masih mendominasi, yakni 380 ribu kasus per hari. Jepang mengalami 65 ribu per hari sejak omicron menyebar, sedangkan saat delta angkanya 25 ribu kasus per hari.
"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi, tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya delta," tuturnya.
Menkes meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas. Ia menyerukan agar selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan Covid-19.
"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," kata Menkes.