Ekonomi Indonesia 2021 Tumbuh 3,69 Persen

Indonesia sudah kembali pada zona positif setelah resesi pada 2020.

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (21/1/2022). Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 mencapai 3,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 mencapai 3,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan tingkat pertumbuhan itu, Indonesia sudah kembali pada zona positif setelah pada 2020 mengalami kontraksi ekonomi minus 2,07 persen.

Baca Juga


Adapun laju pertumbuhan ekonomi per kuartal selama tahun lalu yakni minus 0,70 persen yoy pada kurtal I. Kemudian di kuartal II naik ke level positif sebesar 7,07 persen dan mengalami penurunan pada kuartal III menjadi 3,51 persen. Memasuki kuartal IV, pertumbuhan ekonomi kembali naik dan tercatat 5,02 persen.

"Ekonomi Indonesia yang tumbuh 3,69 persen jauh lebih bagus dibanding tahun 2020 yang mengalami kontraksi," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).

Ia menjelaskan, melihat berbagai catatan peristiwa di kuartal IV dimana laju pertumbuhan mengalami kenaikan, pemulihan kesehatan menjadi faktor penting dalam upaya memulihkan ekonomi nasional.

Pasalnya, setelah puncak gelombang kedua Covid-19 pada Juli atau awal kuartal III lalu, aktivitas masyarakat kembali menigkat di kuartal akhir sehingga secara langsung kembali menopang peningkatan ekonomi.

"Harapannya, momentum ini bisa terjaga di tahun 2022 dengan catatan, kita semua harus sepakat bahwa protokol kesehatan memegang peranan penting," katanya.

Seiring dengan tingkat kasus yang menurun, mobilitas masyarakat akan otomatis meningkat. Pola itu yang dibutuhkan untuk bisa kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Lebih lanjut, dilihat dari sisi lapangan usaha, sebanyak 64,9 persen produk domestik bruto (PDB) berasal dari industri pengolahan yang tumbuh 3,39 persen. Diikuti pertanian tumbuh 1,84 persen, perdagangan 4,65 persen, konstruksi 2,81 persen, serta pertambangan dan penggalian 4 persen.

"Industri pengolahan ada sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 0,7 persen," ujarnya.

Sementara itu, ditinjau dari segi pengeluaran, sebanyak 85,23 persen PDB bersumber dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,02 persen dan investasi yang mencatat pertumbuhan 3,8 persen. Di mana, investasi merupakan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,21 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler