Mengapa Sholat Dilakukan Lima Kali dalam Sehari?
Awalnya, Allah memerintahkan Muslim sholat 50 kali dalam sehari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari semua Rukun Islam, perintah sholat lima waktu diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW di surga. Awalnya, Rasulullah SAW diberitahu bahwa umat Islam harus beribadah sholat 50 kali.
Akan tetapi, Nabi Musa AS mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa umatnya tak akan mampu melaksanakannya dan memintanya untuk kembali. Allah SWT kemudian memerintahkan 10 kali, dan Musa kembali mengatakan kepada Muhammad agar memohon kepada Allah untuk meringankannya.
Akhirnya, Nabi Muhammad diberitahu bahwa umat Islam harus menunaikan sholat lima kali dalam sehari. "Aku telah menegakkan kewajiban-Ku dan menjadikannya ringan bagi hamba-hamba-Ku. Barang siapa yang mengerjakan sholat lima waktu, maka pahalanya seperti sholat lima puluh kali. Apa yang Aku putuskan tidak dapat diubah." (HR. Al-Bukhari)
Idris Tawfiq dalam artikelnya di About Islam mengatakan, penentuan waktu sholat dalam lima waktu tertentu bukan sekadar ide tanpa tujuan. Menurutnya, penentuan lima waktu sholat itu adalah dalam rangka meresapi keseharian seseorang dengan mengingat Allah.
Beberapa mualaf yang baru memeluk Islam mengatakan mereka menjalani kehidupan yang sangat sibuk. Karenanya, mereka bertanya apakah boleh sholat lima waktu itu dilakukan bersamaan di malam hari ketika waktu mereka sudah luang.
Idris mengatakan, justru karena manusia menjalani kehidupan yang sibuk, maka beribadah sholat itu harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Penentuan waktu itu sederhana, yakni ketika bangun dari tidur (subuh), di siang hari (zhuhur), di tengah hari (ashar), di sore hari menjelang malam (maghrib), dan di malam hari (isya').
Idris mengatakan, dengan beribadah pada waktu-waktu yang ditentukan itu, memberikan seorang Muslim rutinitas ibadah di kesehariannya. Sebab, kita mengingat Allah ketika bangun dan menghabiskan hari dengan menyela semua kesibukan untuk mengingat Allah kembali.