Waspada, Penularan Omicron di DKI Mayoritas Akibat Transmisi Lokal
Kasus penularan Covid-19 terkait omicron di DKI 52,6 persen akibat transmisi lokal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan warga untuk mewaspadai penularan Covid-19, termasuk infeksi varian omicron. Ia mengungkapkan, kasus omicron kini paling banyak terjadi akibat transmisi lokal.
"Ini masih di perumahan rata-rata di lingkungan masing-masing," kata Riza di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (8/1/2022).
Berdasarkan data Pemprov DKI, kasus aktif untuk pasien yang dirawat/diisolasi mencapai 7.316 kasus sehingga total menjadi 74.535 kasus per Senin (7/2/2022). Tambahan kasus positif mencapai 12.682 kasus dan jumlah orang yang sembuh mencapai 5.328 sembuh sehingga total sembuh mencapai 905.285 sembuh.
Dari jumlah kasus positif itu, Riza menyebut, 3.751 orang terpapar omicron. Sebanyak 52,6 persen di antaranya adalah kasus transmisi lokal dan 47,4 persen adalah kasus impor.
"Sekarang penyebaran lokal ini menjadi perhatian, jadi kami tidak bisa lagi menyalahkan datangnya orang asing ke Jakarta dan lainnya, justru sekarang yang meningkat internal kita," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya akan mengoptimalkan peran Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 hingga ke level terendah, yakni tingkat rukun tetangga dan rukun warga.
"Kami akan tingkatkan kembali satgas, kami optimalkan sampai ke tingkat RT/RW," ucapnya.
Sementara itu, saat PPKM level tiga Pemprov DKI akan menggencarkan kegiatan 3T, yakni pemeriksaan, pelacakan dan perawatan (testing, tracing, dan treatment) meski kegiatan tersebut di DKI terbilang tinggi. Upaya tersebut dilakukan mengingat Jakarta berkaitan langsung dengan wilayah aglomerasi, yakni Bogor Depok Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
"Ini bukan karena tingginya angka Covid, tapi karena masih kurangnya tracing sekalipun DKI Jakarta termasuk provinsi yang tinggi tracing-nya," ujar Riza.
Sementara itu, merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 9 Tahun 2022 tentang PPKM, testing ditingkatkan sesuai dengan tingkat rasio kasus positif atau positivity rate mingguan. Sesuai Inmendagri tersebut, DKI sudah meningkatkannya menjadi 11.527 per hari dari awalnya 7.638 orang berdasarkan Inmendagri Nomor 6 Tahun 2022.
Dalam Inmendagri terbaru juga disebutkan tracing dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 orang kontak erat per kasus konfirmasi. Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta per Senin, selama sepekan terakhir jumlah orang dites usap berbasis PCR mencapai 354.916 orang atau sudah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).