Pintu yang Kuketuk Lagi dan Puisi Lainnya
Pintu yang Kuketuk Lagi dan Puisi Lainnya
Pintu yang Kuketuk Lagi
kuketuk-ketuk
berharap kau mau membukanya
berulang kali, kuulangi lagi
dengan harapan yang sama
aku tak tahu sedang apa
kau di dalam sana
sembunyi ataukah sedang berusaha
membuka pintu ini?
biarlah kuketuk lagi
sampai kau izinkan aku masuk
bertamu ke dadamu
tempat kelak menjadi pulangku.
April 2021
Sajian di Atas Meja
secangkir teh hangat
kau sajikan untukku
obrolan ringan
tawa renyah
setoples ramah-ramah
sungguh jamuan yang komplit
untuk segala obrolan yang irit.
April 2021
Tepi Teras Sore Hari
di tepi sore
angin tiba memberi kabar
aku hendak pergi segera
sebab malam lekas tiba
waktunya merapikan kamar, pikirku
aku mau tidur
tapi berandaku berantakan
siapa yang mau membereskan?
(aku kebingungan)
sedang di teras itu
terlihat kepala-kepala memelas
tampaknya penuh beban pikiran
siapa lagi yang mau membereskan?
sungguh sore yang meresahkan.
April 2021
Mata dan Bibir
Matamu tak pernah bisa
membuatku lupa
menatap sejenak
berpaling setapak
di matamu ada ruang
ingin aku bersantai di sana
meminum teh manis
membaca buku-buku tua
atau menyimakmu bercerita
aku selalu siap pasang telinga
tapi
bibirmu yang tak juga dapat kulupa
tak sepatah pun berkata
hanya senyum kecil
yang menggambar tanya besar
di cangkir teh manis itu
beberapa masa berselang
obrolan kita makin lengang
kaumerahi bibirmu
dengan terburu-buru
kaububuhi matamu
dengan bulu palsu
kauhiasi rumahmu
dengan lampu-lampu
aku datang
tak jadi pulang.
2022
Spasial
Kita simpan segala sendu
kausimpan cintamu
kusimpan kangenku
sayangnya kita lupa
pernah sama-sama menyimpannya.
2022
Biodata: Ahmad Soleh. Lahir di Cirebon, 24 Februari 1991. Ia mulai menjadi pengrajin puisi sejak SMA. Kini, menulis puisi menjadi kesibukannya. Puisi-puisinya pernah terbit di Harian Republika, MadrasahDigital.co, Gagas.ID, Rahma.ID, GhirahBelajar.com, Omong-Omong.com, Mbludus.com, Pucukmera.ID, Adaharapan.ID, Qureta.com, Retizen.ID, dan media sosial pribadinya. Beberapa puisinya telah terbit menjadi buku. Di antaranya Untuk Mak Eha (2015), Hujan Ibu Kota (2017, bersama Ayumusa dan Salma), dan buku puisi terbarunya Memutus Wabah Pilu Menyemai Benih Rindu (Diva Press, 2020). Beberapa karyanya bisa ditemukan di media sosial Instagram @ahm_soleh, Twitter @madshaleh, atau Facebook Ahm Solehl.