Muslimah-Muslimah Ini Berjuang untuk Hijab

Sepanjang sejarah, Muslimah memerjuangan hak mereka untuk berjilbab.

Mahasiswi yang dilarang memasuki kelas mereka karena berhijab, berjalan menuju kampus mereka di Udupi, India, Jumat (4/2).
Rep: Fitriyan Zamzami Red: Partner

Seperti rekaan Bolliwood, kejadian di Karnataka, India, pada Rabu (10/2) kemarin dramatis betul. Muskhan Khan, seorang mahasiswi di salah satu kampus di sana mantap melangkah setelah turun dari skuternya.


Ia menuju kampus, diiringi teriakan-teriakan pria-pria yang mengibas-ngibaskan selendang safron, lambang nasionalis Hindu di India. Mereka menolaknya masuk kampus seturut peraturan diskriminatif setempat yang melarang Muslimah mengenakan hijab ke sekolah.

Mahasiswi yang dilarang memasuki kelas mereka karena berhijab, berjalan menuju kampus mereka di Udupi, India, Jumat (4/2). (Bangalore News Photos via AP)

"Jay Sri Ram!", "Jay Sri Ram!", teriak para perundung mengacu semboyan para nasionalis Hindu. Muskhan Khan seperti tak punya rasa takut. Ia hadapi para perundung dan berteriak keras sambil mengepalkan tangannya. "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"

Kejadian tersebut adalah ujung dari polemik pelarangan hijab di India. Pelarangan yang menambah panjang diskriminasi terhadap Muslim di negara itu dibawah pemerintahan Presiden Narendra Modi dan partainya BJP.

Tapi bukan sekali itu Muslimah menunjukkan keteguhan mereka menghadapi pihak-pihak yang mencoba menghalangi mereka menjalankan kewajiban agama.

Pada 1999, politikus Turki Merve Kavakçı dengan berani mengenakan busana Muslim lengkap dengan hijabnya saat akan disumpah menjadi anggota parlemen Turki. Hal itu tergolong berani karena pemerintah sekuler Turki saat itu masih menerapkan larangan berhijab di semua wilayah publik. Merve Kavakçı disoraki dan dipaksa keluar dari ruang parlemen.

Merve Kavakçı. (George Washington University).

Lima tahun setelah peristiwa itu, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) memenangi pemilu dan Recep Tayyip Erdogan berkuasa kemudian menjanjikan dihapusnya larangan jilbab. Namun baru pada 2013, 14 tahun setelah Merve Kavakçı perempuan kembali mengenakan hijab di parlemen.

Sementara di Mesir, pemerintahan Husni Mubarak menerapkan larangan berhijab bagi Muslimah pembawa acara di televisi pada 2002. Di negara itu, persoalan hijab memang sedikit banyak adalah juga soal politik. Hijab dijadikan juga simbol perlawanan terhadap pemerintahan diktator saat itu.

Fatma Nabil jadi perempuan pertama yang mengenakan hijab saat membawakan berita di televisi pada 2012. Saat itu, larangan dicabut seturut tumbangnya rezim Husni Mubarak.

Fatma Nabil. Egypt TV

Ada juga Bilqis Abdul-Qadir. Bilqis adalah salah satu pemain basket remaja terbaik di Amerika Serikat. Ia mencetak 3.070 poin sepanjang karir SMA, skor tertinggi (untuk lelaki maupun perempuan) dalam sejarah di Massachusetts, tempat ia tinggal.

Pada 2013, Bilqis mendapat tawaran bermain di Eropa. Kendati demikian, regulasi FIBA melarang atlet basket perempuan berhijab. Bilqis memilih agamanya ketimbang basket profesional.

Bilqis Abdul-Qadir. (istimewa)

Ia kemudian melakukan perlawanan terhadap aturan FIBA. Pada 2017 aturan itu kemudian dicabut. Karena perjuangan Bilqis, saat ini Muslimah boleh berhijab saat mengikuti kompetisi bola basket resmi.

sumber : https://rihlah.republika.co.id/posts/43177/muslimah-muslimah-ini-berjuang-untuk-hijab
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler