Kasus Covid-19 Kota Bogor Diprediksi Melandai pada Maret

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mempercepat vaksinasi.

Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Rep: Shabrina Zakaria Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Megacu prediksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Kota Bogor diprediksi melandai pada awal atau pertengahan Maret. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyampaikan kasus Covid-19 di Kota Bogor saat ini masih terus meningkat.


“Prediksinya akhir Februari, awal Maret, atau paling lambat pertengahan Maret. Itu kalau tidak ada varian baru dan itu kalau vaksin dan booster lancar semua. Jadi kita bersiap masih agak panjang sebulan ke depan,” kata Bima Arya, Jumat (11/2).

Lebih lanjut, dia mengatakan, selain menyiapkan tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga terus mempercepat vaksinasi. Ditambah lagi dengan mengimbau warga untuk mengurangi mobilitas.

Pengumuman Lomba Menulis Retizen: Covid Naik Lagi, Bagaimana Nasib PTM? 

Bima Arya mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, kondisi pasien Covid-19 yang memburuk didominasi oleh pasien yang belum disuntik vaksin dosis lengkap, memiliki penyakit bawaan atau komorbid, dan masyarakat lanjut usia (lansia).

“Oleh karena itu kita sosialisasikan warga yang baru mau vaksin (dosis) kedua, berarti belum lengkap. Saya juga sarankan dua pekan ke depan mengurangi mobilitas, di rumah aja. Karena rawan sekali,” tuturnya.

Ia menegaskan, Pemkot Bogor tidak akan melakukan langkah-langkah pengetatan seperti pada Juli 2020 lalu saat kasus Covid-19 varian Delta meroket. Diharapkan dengan keputusan ini ekonomi tidak terganggu. Dengan catatan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 terus dilakukan.

“Kalau sudah full vaksin, apalagi sudah booster, pakai masker, jangan takut beraktivitas seperti biasa,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler