Sidebar

Cahaya Ilmu Hasan Al Bashri (II)

Wednesday, 16 Feb 2022 17:17 WIB
Ilustrasi ulama generasi tabiin. Hasan al-Bashri menjadikan Basrah sebagai tujuan perjalanannya.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mulai dari masa Khalifah Abu Bakar hingga Umar bin Khattab, umat terus berjuang melawan dominasi Imperium Sasaniyah. Hasilnya, satu per satu wilayah termasuk Irakberhasil direbut kaum Muslimin dari tangan kerajaan Majusi itu.

Baca Juga


Barulah pada era amirul mukminin Utsman bin Affan, seluruh daerah kekuasaan Persia berada dalam genggaman daulah Islam. Dari sekian banyak kawasan di Irak, Hasan al- Bashri menjadikan Basrah sebagai tujuan perjalanannya. Saat berusia 15 tahun, pemuda saleh nan cerdas itu memulai hijrahnya dari Madinah ke kota seluas 75 km persegi tersebut.

Secara geografis, Basrah berlokasi di Shatt al-Arab, daerah muara yang mempertemukan aliran Sungai Tigris dan Eufrat. Kawasan tersebut mulanya bernama Ubullah dan dikuasai Sasaniyah. Pada awal 630-an, pasukan yang dipimpin Utbah bin Ghazwan sukses merebutnya. Atas instruksi Khalifah Umar, dibangunlah kamp balatentara Muslim di sana. Sejak saat itu, namanya menjadi Basrah.

Seiring dengan runtuhnya Sasaniyah, Basrah kian ber kembang pesat sebagai salah satu mercusuar peradaban Islam di Irak. Dari sana, banyak bermunculan to koh agama dan politik. Reputasi kota tersebut pun kian terkenal sehingga menarik perhatian kaum terpelajar Muslim dari Jazirah Arab untuk mendatanginya. Hasan muda ikut termotivasi untuk tinggal di Basrah. Bahkan, pada akhirnya kota tersebut menjadi tempatnya beramal hingga tutup usia. Karena itu, orang-orang menjulukinya Syekh Hasan al-Bashri 'Tuan Guru Hasan dari Kota Basrah.'

Amal yang dilakukannya tidak hanya pada bidang pendidikan, tetapi juga militer. Bahkan, Hasan tercatat berkali-kali mengikuti jihad fii sabilillah selama bertempat tinggal di sana. Dengan dipimpin al-Muhallab bin Abi Sufra, komandan pasukan Islam di Basrah, anak asuh ummul mu`minin Ummu Salamah itu selalu berada di garis depan dalam tiap pertempuran.

Keberaniannya diakui banyak tokoh Muslim sezamannya. Seorang sahabat Nabi SAW, Abu Burdah, memujinya dengan perkataan, Aku belum pernah melihat lelaki yang (sifatnya) mirip para sahabat Nabi SAW walaupun tidak termasuk (segenerasi) dengan mereka, kecuali al-Hasan.

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya