Banjir di Kabupaten Bogor, 3.200 Rumah Masih Terendam

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat tetap waspada menghadapi banjir.

ANTARA/Yulius Satria Wijaya/rwa.
Kondisi jembatan perbatasan Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Nanggung yang terputus di Desa Urug, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021). Ambruknya jembatan yang disebabkan banjir bandang aliran Sungai Cidurian itu mengakibatkan akses jalan warga antar Kecamatan terputus.
Rep: Amri Amrullah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir merendam Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peristiwa tersebut dilaporkan BPBD setempat terjadi setelah hujan lebat mengguyur pada Rabu (16/2/2022), sekitar pukul 22.30 WIB.

Baca Juga


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menginformasikan debit air Sungai Cileungsi meluap akibat hujan tersebut. Saat banjir berlangsung, tinggi muka air terpantu sekitar 130 hingga 160 sentimeter. Banjir ini berdampak pada sejumlah rumah dan fasilitas umum.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan data BPBD Kabupaten Bogor mencatat 3.052 KK atau 11.208 jiwa terdampak dan tidak ada laporan korban jiwa. Selanjutnya, sebanyak 3.200 unit rumah terdampak serta beberapa fasilitas umum lain, di antaranya fasilitas pendidikan 3 unit dan tempat ibadah 6 unit.

"Merespons kejadian ini, pihak BPBD telah melakukan koordinasi dengan pihak desa maupun kecamatan untuk pendataan. Selain itu, BPBD Kabupaten Bogor juga melakukan pemantauan tinggi mata air (TMA) dan berkoordinasi dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) terkait penyebaran peringatan dini waspada banjir," ujar Abdul Muhari dalam keterangan persnya, Kamis (17/2/2022).

Selama penanganan darurat berlangsung, personel TNI, Polri, dinas terkait serta relawan turut membantu dalam memastikan keselamatan warga. BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi maupun menghindari risiko bahaya banjir.

Berbagai upaya dapat dilakukan secara kolektif, seperti membersihkan secara gotong royong saluran air. Ataupun mempersiapkan tempat evakuasi sementara yang aman dengan penerapan protokol kesehatan. Masyarakat dapat memperkuat diseminasi informasi melalui jaringan komunikasi digital maupun menggunakan telekomunikasi frekuensi radio sebagai sarana informasi awal peringatan dini sehingga dapat menjadi pertimbangan langkah yang dapat diambil dalam hal kesiapsiagaan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler