Sidebar

Waktu dan Tempat Ijabah Doa Bagi Jamaah Haji

Tuesday, 22 Feb 2022 17:01 WIB
Waktu dan Tempat Ijabah Doa Bagi Jamaah Haji. Foto: Jamaah Calon Haji (JCH) melintas di samping

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Doa saat melaksanakan ibadah haji begitu penting dipanjatkan oleh setiap jamaah. H. Ridwan Nursalam Lc dalam bukunya Haji dan Doa menerangkan, urgensi doa dalam ibadah haji tentu lebih besar, karena ibadah haji adalah kesempatan  untuk memperbanyak doa.  

Baca Juga


"Hal tersebut dikarenakan adanya waktu-waktu, tempat-tempat, dan keadaan yang menjadikan doa tersebut terkabul," katanya.

Ridwan menuturkan, di antara hal-hal  yang menjadi sebab terkabulnya doa dalam ibadah haji adalah pertama, orang yang  sedang berhaji adalah musafir yang  doanya akan terkabul.

Rasulullah SAW  bersabda yang artinya: “Tiga macam doa yang tidak diragukan  akan terkabul yaitu doa orang tua, doa musafir dan doa orang yang terzalimi."(HR. Bukhari).

Kedua, dalam ibadah haji keikhlasan seseorang  semakin kuat. Hal ini adalah sebab terbesar agar doa dikabulkan, sebagaimana dijelaskan dalam kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua karena tertutup batu besar.

"Kunci keselamatan mereka yang terbesar adalah keikhlasan kepada Allah  Ta’ala."

Ketiga, dalam ibadah haji terdapat tempat, waktu, dan kondisi yang mustajab. Di antara waktu yang makbul untuk berdoa adalah ketika thawaf. 

Tidak ada doa khusus ketika thawaf, dan diperbolehkan bagi setiap hamba untuk berdoa sesuai dengan  keinginannya, untuk kebaikan dunia dan  akhiratnya. 

Namun ada doa Rasulullah yang dianjurkan untuk diikuti, yaitu doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Berikut doa yang pernah dipanjatkan Rasulullah.

“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan  di dunia dan akhirat dan jagalah kami dari  siksa neraka.” (HR. Abu Daud). 

Ketika di bukit shafa dan marwah 

Dalam hadits tentang tata cara haji Rasulullah SAW diriwayatkan, yang artinya: “Lalu beliau menaiki puncak shafa sehingga dapat melihat Ka’bah. Kemudian  beliau menghadap Ka’bah, lalu membaca kalimat tauhid dan takbir, dan mengucapkan.

"Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu  bagiNya. BagiNya segala kerajaan, bagiNya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas  segala sesuatu. Tiada  sesembahan yang  berhak disembah selain Allah Yang Esa,  yang menepati janjiNya, menolong  hambaNya, dan menghancurkan  golongan-golongan musuh sendirian). Kemudian beliau berdoa seperti itu tiga kali.” (HR. Muslim).

Ketika hari arafah. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah Azza wajjalla berbangga di depan malaikatNya pada sore hari Arafah dengan orang-orang yang berada di Arafah. Dia berkata, Lihatlah hambaKu, mereka mendatangiKu dengan rambut kusut dan berdebu.” (HR. Ahmad).

Ketila Masy’aril Haram (Muzdalifah). Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ra: “Kemudian Rasulullah SAW berangkat dengan kendaraannya, dan ketika sampai di Masy’aril Haram beliau menghadap kiblat, lalu membaca doa, takbir, dan tahlil. Beliau tetap berada di sana hingga terang benderang.” (HR. Muslim). 

Ketika setelah melempar jumrah sughra dan wustha. Diriwayatkan: “Bahwasanya Rasulullah SAW bila telah melempar jumrah yang dekat masjid (sughra) dengan tujuh butir kerikil, dan beliau bertakbir setiap kali melempar, kemudian beliau maju ke depannya dan berdiri menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya seraya berdoa, dan beliau berdiri lama.” (HR. Bukhari). Hal ini juga dilakukan di jumrah Wustha. 

Ketika minum air Zamzam. Rasulullah SAW bersabda: “Air Zamzam (berkhasiat) sesuai dengan niat saat diminum oleh peminumnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya