Kisah Haji: Imam Bazzaz dengan Kalung Permata yang Ditemukan di Tanah Suci Makkah
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Dikisahkan seorang ulama besar bernama Imam Bazzaz. Kisah ini ditulis oleh Ustaz Muhammad Yasir Lc dalam bukunya "Berjalan Jauh Mencari Ilmu" yang bersumber dari kitab Dzail Thabaqat Al-Hanabilah (1/196, Ibnu Rajab Al-Hambali).
Ketika itu Imam Bazzaz sedang berhaji dan berada di sekitar Masjidil Haram di Makkah. Tiba-tiba. ia merasa sangat lapar, tapi tak mendapatkan makanan untuk mengganjal perutnya. Imam Bazzaz terus mencari makanan, namun lagi-lagi tak mendapatkan apa-apa.
"la hanya menemukan kantong sutra. Lalu kantong sutra itu dibawanya ke rumah. Saat dibuka, masya Allah SWT isinya sebuah kalung permata cantik yang tak pernah ia lihat sebelumnya," tulis Ustaz Muhammad Yasir Lc.
"Sekarang aku sangat lapar. Apakah aku harus mengambil kalung permata ini dan mengembalikan kantongnya saja? Tidak, aku harus mengembalikan kepada orang itu,” ucap Imam Bazzaz dalam hati.
Lalu, Imam Bazzaz buru-buru mengikat kembali kantong itu, kemudian keluar rumah untuk kembali mencari makanan. Ketika sedang mencari makanan, tiba-tiba Imam Bazzaz mendengar seorang tua berteriak.
"Siapa yang menemukan kantong sutra milikku dengan ciri-ciri ini dan itu, akan aku beri hadiah sebesar lima ratus dinar!"
"Wahai Syaikh, kemarilahi ayo. kita ke rumah," sapa Imam Bazzaz kepada orang tua pemilik kantong itu.
“Aku kehilangan kantong sutra. ciri-cirinya ini dan itu,"kata orang tua itu.
“Inilah kantong sutra itu, dan ambillah," ujar lmam Bazzaz seraya menyerahkan kantong itu kepada orangtua itu.
“Ini uang lima ratus dinar sebagai hadiah untukmu," ujar orang tua itu sambil memberikan uang kepada lmam Bazzaz.
“Aku tidak akan menerimanya. Aku tidak akan meminta balasan darimu sedikit pun," jelas Imam Bazzaz.
"Sudahlah, tidak apa-apa, aambillah ini sebagai hadiah,” sahut orang tua itu sedikit memaksa.
“Demi Allah, aku tidak akan menerimanya. Aku hanya mengharapkan pahala dari Allah' tegas Imam Bazzaz.
Kemudian orang tua itu pergi. Setelah musim haji selesai, dia pulang kekampungnya. Beberapa hari kemudian, Imam Bazzaz hendak pulang kampung dengan menaiki perahu.
Di tengah perjalanan, perahu yang ia tumpangi dihantam angin kencang dan ombak sangat besar. Akibatnya, perahu itu pecah dan akhirnya tenggelam. Semua penumpang beserta seluruh muatan perahu terlempar ke laut.
Namun, subhanallah Imam Bazzaz selamat. la terus berpegangan pada pecahan kayu perahu yang berhasil diraihnya. Setelah terapung beberapa hari di laut, Imam Bazzaz terdampar di sebuah pulau.
Penduduk pulau itu tidak bisa membaca dan menulis. Imam Bazzaz lalu memasuki sebuah masjid di pulau itu. la mengambil Alquran dan membacanya. Orang-orang di sekitar masjid datang berkumpul di sekelilingnya.
“Tolong ajarkan kami membaca Alquran,“ pinta mereka.
Akhirnya, Imam Bazzaz mengajari mereka membaca Alquran satu persatu, sampai akhirnya semua penduduk pintar membaca Alquran.
“Di pulau kami ini ada seorang gadis yatim. Dia mempunyai kalung permata, kami ingin menikahkanmu dengannya, bersediakah engkau?” tanya salah seorang penduduk yang merupakan salah satu tokoh yang dihormati di pulau itu.
“Tidak, aku harus melanjutkan perjalanan lagi ke kampungku.”
“Engkau harus menikah dengannya, agar bisa tinggal dikampung ini dan mengajar kami,” saran penduduk lainnya.
Akhirnya, Imam Bazzaz menerima tawaran itu. Pada hari pernikahan, Imam Bazzaz terus memandangi kalung permata yang melingkar di leher mempelai istrinya.
“Wahai Syaikh, engkau telah mengecewakan hati gadis ini. Engkau hanya melihat kalungnya itu," tegur salah seorang penduduk.
"Aku dan kalung itu punya cerita tersendiri,” jelas Ima Bazzaz.
Ia kemudian menceritakan apa yang pernah terjadi antara ia dengan kalung itu dahulu. Setelah mendengarkan cerita itu, mereka bertakbir dan bertahlil.
“Ada apa dengan kalian, kenapa kalian tiba-tiba bertakbir dan bertahlil?” tanya Imam Bazzaz keheranan.
“Orangtua yang dahulu kehilangan kalung itu adalah ayah gadis yatim ini. Selama perjalanan pulang dari naik haji, ia tidak henti-hentinya berdoa.
"Ya Allah, aku tidak pernah bertemu dengan seorang muslim sebaik laki-laki yang telah menemukan kalung permataku. Ya Allah, pertemukan aku dengannya agar kunikahkan putriku dengannya,' dan sekarang, doa itu dikabulkan,” jawab salah seorang dari mereka.
Pernikahan Imam Bazzaz dengan gadis pemilik kalung mutiara itu, penuh keberkahan. Dua tahun setelah menikah, mereka dikaruniani anak yang saleh.”
Nama lengkapnya Imam AL-Bazzaz adalah Abu Bakar AL-Bazzaz. Beliau seorang perawi yang tepercaya. Beliau juga menulis beberapa kitab. Kitab AL-Musnad Al-Kabir merupakan kitab karya beliau yang terkenal di masanya. Beliau Meninggal tahun 292 Hijriyah.