Pakar: Omicron Belum Tentu Ciptakan Herd Immunity

Penularannya tinggi, omicron semula dinilai dapat bantu bangun herd immunity.

www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Kekebalan kelompok (herd immunity) dianggap sebagai konsep yang sulit dipahami dan tidak berlaku untuk virus corona.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi SARS-CoV-2 varian omicron menyumbang 99,9 persen dari kasus baru Covid-19. Hal itu memunculkan pertanyaan, apalah omicron bisa membawa populasi lebih dekat terhadap kekebalan kelompok (herd immunity)?

Menurut para ahli, varian yang sangat menular atau varian lainnya tidak mungkin akan menciptakan kekebalan kelompok. Mengapa begitu?

"Kekebalan kelompok adalah konsep yang sulit dipahami dan tidak berlaku untuk virus corona,” kata dr Don Milton dari University of Maryland School of Public Health, seperti dilansir Fox News, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga



Kekebalan kelompok tercipta ketika cukup banyak populasi yang kebal terhadap virus sehingga sulit bagi kuman untuk menyebar terhadap mereka yang tidak dilindungi oleh vaksinasi atau infeksi sebelumnya. Misalnya, kekebalan kelompok terhadap campak membutuhkan sekitar 95 persen komunitas untuk menjadi kebal.

Harapan awal kekebalan kelompok terhadap SARS-CoV-2 memudar karena beberapa alasan. Salah satunya adalah antibodi yang dikembangkan dari vaksin atau dari infeksi sebelumnya berkurang seiring waktu.

Walaupun vaksin menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, berkurangnya antibodi berarti membuat orang masih mungkin untuk terinfeksi. Insiden kasus terobosan juga dapat terjadi bagi mereka yang telah mendapatkan dosis penguat (booster).

Lalu, ada variasi besar dalam cakupan vaksinasi. Di beberapa negara berpenghasilan rendah, kurang dari lima persen populasi yang bisa divaksinasi.

Sementara itu, negara-negara kaya sedang berjuang dengan keragu-raguan terhadap vaksin. Lalu, anak kecil di banyak tempat masih belum memenuhi syarat untuk menerima vaksin Covid-19.

Selama virus menyebar, ia akan terus bermutasi. Proses alamiah itu membantu virus bertahan hidup dan memunculkan varian baru. Mutan tersebut, termasuk omicron, dapat menjadi lebih baik dalam menghindari perlindungan yang dihasilkan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

Menganalisis kekuatan kekebalan alami
"Populasi bergerak menuju kekebalan kelompok, di mana infeksi akan berlanjut, tetapi orang memiliki perlindungan yang cukup sehingga lonjakan di masa depan tidak akan mengganggu masyarakat," kata Milton.

Banyak ilmuwan meyakini Covid-19 pada akhirnya akan menjadi seperti flu. Kelak, Covid-19 akan menyebabkan wabah musiman, tetapi kasusnya tidak akan mengalami lonjakan besar.

Penularan tinggi

Pendapat lain pernah disampaikan ahli virologi Afrika Selatan pada Kamis (13/1/2022). Varian terbaru SARS-CoV-2, omicron, diyakini dapat membantu membangun kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) karena penularannya yang tinggi, menimbulkan gejala yang lebih ringan, dan tingkat kematian yang lebih rendah.

Seorang profesor di Departemen Virologi Medis Stellenbosch University, Gert Van Zyl, mengatakan, varian omicron tidak terlalu mematikan dibandingkan varian lainnya karena gejala yang ditimbulkan lebih ringan. Penularan omicron yang tinggi, menurutnya, dapat membantu membangun kekebalan kelompok.

"Memperhatikan bahwa kekebalan kelompok juga akan memengaruhi perjalanan pandemi, omicron memberikan kekebalan yang relatif tinggi terhadap varian lain, seperti delta," ujar Zyl, dilansir Anadolu Agency, Jumat (14/1/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler