Minat Pelajar Australia ke Sekolah Islam Naik
Secara nasional, sekolah Islam telah menikmati pertumbuhan yang luar biasa.
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menurut laporan sekolah tahunan Biro Statistik Australia (ABS), jumlah siswa sekolah dasar dan menengah negeri turun 0,2 persen pada 2021. Sementara Sekolah-sekolah Islam dan Anglikan independen berbiaya rendah di pinggiran kota menerima siswa baru paling banyak.
Perpindahan dari sekolah umum paling besar terjadi di tahun-tahun sekolah dasar, dengan 0,8 persen siswa keluar. Secara keseluruhan, sekolah independen tumbuh sebesar 2,2 persen di seluruh Australia, atau 30.101 murid tambahan.
Sekolah umum menerima 14.776 dolar (213 juta rupiah) per siswa dalam kombinasi pendanaan negara bagian dan persemakmuran, jadi penurunan 6.388 siswa berarti 94.389.088 dolar lebih sedikit untuk sekolah umum. Sementara itu, pendanaan untuk sektor swasta, yang menerima rata-rata 11.724 dolar (169 juta rupiah) per siswa, diperkirakan akan meningkat sebesar 352.904.124 dolar.
Uang itulah yang akan diterima dengan penuh syukur di sekolah-sekolah seperti Australian International Academy, sekolah Islam yang berkembang pesat dengan tiga sekolah di pinggiran barat luar Sydney. Kepala Sekolah Mona Abdel-Fattah memulai sekolah tersebut satu dekade lalu dengan hanya 19 murid. Saat ini, ada 611, dengan lebih banyak yang bergabung di awal setiap tahun.
"Sudah hampir seratus tahun, dan saat ini, ada kelas di mana kami tidak dapat menerima siswa lagi," kata Abdel-Fattah, dilansir dari laman ABC pada Kamis (24/2).
Abdel-Fattah mengatakan, daya tarik bagi banyak keluarga muda di daerah itu adalah bimbingan moral ekstra dan iman bersama. “Atraksi besar di sekolah kami adalah lingkungan Islami. Ini identitas, kepedulian, kasih sayang,” kata dia.
Di samping itu, Nashwa Mohammed memindahkan putrinya yang berusia 13 tahun, Lujain, dan saudara kandungnya yang berusia 10 dan enam tahun, Layan dan Alfarouk, dari sistem negara bagian ke sekolah Islam pada awal tahun. Mohammed membuat keputusan karena putrinya memasuki sekolah menengah dan dia ingin memprioritaskan nilai-nilai.
"Saya ingin dia berada di sekitar orang-orang yang berdoa dengan cara yang sama, dibesarkan dengan cara yang sama dan memiliki prioritas dan ide yang sama," kata Mohammed.
Mohammed memiliki pengalaman hebat di sekolah umum yang diikuti anak-anaknya tahun lalu. Akan tetapi sebagai ibu yang sibuk memutuskan untuk memindahkan Layan dan Alfarouk juga. "Saya tidak begitu yakin tetapi saya pikir sebagai orang tua saya pikir akan lebih mudah untuk menurunkan mereka di tempat yang sama dan menjemput mereka di penghujung hari," kata Mohammed.
Lujain Mohammed mengatakan ukuran kelas yang lebih kecil memungkinkan gurunya untuk memberinya lebih banyak perhatian. "Mereka tahu lebih banyak tentang kesehatan dan kesejahteraan siswa," katanya.
Secara nasional, sekolah Islam telah menikmati pertumbuhan yang luar biasa, dengan jumlah siswa tiga kali lipat selama 15 tahun terakhir. Berdasarkan Survei Australia Talks tahun lalu menemukan bahwa orang tua di sekolah independen dan Katolik memiliki tingkat kepuasan orang tua tertinggi. Ini mengarah pada seruan untuk berinvestasi dalam sistem publik.