Pakar: Gempa Pasaman Pernah Terjadi Pada 1977

Periode ulang gempa darat di sepanjang sesar Semangko ini cukup pendek waktunya.

Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara masjid yang runtuh akibat gempa di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia.
Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pakar Gempa Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Badrul Mustafa menuturkan gempa yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat sebelumnya juga pernah terjadi di lokasi yang sama pada 1977. Saat itu gempa berkekuatan 5,5.

Baca Juga


"Di lokasi ini pada 1977 juga pernah terjadi gempa yang bersumber dari segmen Sumpur atau Angkola," kata dia di Padang, Jumat (25/2/2022).

Ia menjelaskan Sumatra Barat dilalui oleh patahan geser yang bernama Sesar Semangko. Sesar ini terdiri atas empat segmen. Yakni Segmen Sumpur yang merupakan lanjutan dari segmen Angkola dan Barumun. Segmen Sianok, segmen Sumani dan segmen Suliti di Solok Selatan yang berhubungan dengan segmen Siulak di Kerinci.

Badrul mengatakan gempa di darat dengan kekuatan 5,5 sampai 6,5 sudah bisa menimbulkan kerugian cukup besar sebab, kedalamannya sangat dangkal dan dekat dengan permukiman. "Saya bersama rekan-rekan geologi di Sumbar sering mengingatkan tentang potensi gempa di segmen ini, juga segmen Suliti di Solok Selatan," katanya.

Menurutnya, periode ulang gempa darat di sepanjang sesar Semangko ini cukup pendek waktunya. Beda dengan periode ulang gempa akibat subduksi lempeng di megathrust Mentawai. Karena itu, mitigasi harus terus diupayakan, tidak hanya menghadapi kemungkinan gempa dari megathrust Mentawai, tapi juga dari sesar Semangko.

Sebelumnya PMI Kabupaten Pasaman Barat mencatat terdapat tiga korban meninggal dunia akibat gempa yang mengguncang daerah itu berkekuatan 6,2 pada Jumat berdasarkan data sementara yang dihimpun di lapangan. "Sampai Jumat siang tercatat tiga orang meninggal dunia, luka parah 10 orang, luka ringan 50 orang," kata Ketua markas PMI Pasaman Barat Rida Warsa.

Selain korban jiwa, PMI juga mencatat terdapat 100 rumah rusak berat dan 300 rumah rusak ringan. Kemudian terdapat 5.000 jiwa warga yang mengungsi di 35 titik dan sarana umum seperti masjid dan perkantoran juga rusak. Saat ini, PMI Pasaman Barat fokus melakukan evakuasi korban dengan ambulans, melakukan asesmen, pendirian pos kesehatan dan distribusi tenda.

Rida menyampaikan kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah tenda pengungsian berupa tenda barak dan tenda keluarga, terpal, tim kesehatan, dapur umum, makanan siap saji, air minum, selimut, tikar dan family kit.Ia mengakui kendala yang dihadapi dalam penanganan pascagempa adalah jalur komunikasi selular dan kabel terputus ke lokasi bencana serta jaringan listrik terputus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler