Dokter Ingatkan Pentingnya Kenali Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Dengan mengenali faktor risiko, kanker usus besar dapat dicegah sejak dini

Wikimedia
Dengan mengenali faktor risiko, kanker usus besar dapat dicegah sejak dini. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dokter Spesialis Bedah Onkologi di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Yohana, menekankan pentingnya mengenali faktor risiko kanker usus besar. Dengan demikian kita lebih sadar pada gaya hidup sehat dan melakukan pencegahan kanker.

Baca Juga


"Yang penting kita mengenali faktor risiko kolorektal yang tidak selalu genetik sehingga perlu membuat kita sadar, yakni dengan menerapkan gaya hidup sehat, melakukan pencegahan dan skrining awal," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Sabtu (26/2/2022).

Faktor risiko kanker usus besar salah satunya usia tua yakni di atas 50 tahun dan ada riwayat menderita polip yang terkadang berhubungan dengan genetik. Selain itu faktor risiko juga berupa riwayat menderita infeksi usus besar sehingga terjadi peradangan pada usus yang ditandai sering diare dan masalah pencernaan, riwayat polip atau kanker usus dalam keluarga, faktor genetik, dan faktor ras serta etnis.

"Kalau sudah ada faktor risiko seperti ini harus punya kesadaran tinggi. Harus menghubungi dokter kemudian merancang suatu pola. Sayangnya di kita belum ada konsultan genetik, diatur pola hidupnya dan kapan melakukan skrining," saran Yohana.

Di sisi lain, ada juga faktor risiko lain yakni gaya hidup tak sehat. Salah satunya terkait konsumsi daging merah dan daging olahan. Yohana mengatakan kedua jenis makanan ini saat sudah dicerna akan menghasilkan suatu zat kimia yang akan merusak struktur dinding usus sehingga sebaiknya konsumsi daging merah dibatasi.

Faktor risiko kanker usus besar lainnya yakni diet tidak seimbang dan kurang serat, kurang beraktitivias fisik, obesitas, konsumsi rokok dan paparan asap rokok, konsumsi minuman beralkohol berlebihan, menderita penyakit gangguan pencernaan berulang, dan mengalami kondisi diabetes tipe 2.

"Pada prinsipnya, pola makan yang baik yakni diet seimbang untuk mencapai berat badan seimbang, termasuk memperbanyak konsumsi sayuran dan buah dan diregulasikan dengan olahraga," saran Yohana.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Jawa Barat, Dradjat R. Suardi, menjelaskan kanker usus besar terjadi akibat perubahan dari sel normal menjadi tak normal di saluran usus besar hingga anus. Kanker dapat tumbuh cepat dan menyebabkan penyakit di organ lain atau metastasis.

Menurut dia, kanker usus besar termasuk 10 besar dalam peringkat kanker di Indonesia dan menjadi jenis kanker tertinggi pada laki-laki. Dia menekankan pentingnya kanker bisa dideteksi dini sehingga apabila ditemukan dini maka tingkat kesembuhan bisa lebih dari 90 persen.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara. Dia mengatakan dengan peningkatan deteksi dini kanker diharapkan kanker bisa diketahui pada stadium awal. "70 persen kasus kanker diketahui pada stadium lanjut antara lain karena kurang kesadaran deteksi dini dan gaya hidup termasuk pola makan," terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler