Barat Keluarkan Bank Rusia dari Sistem Pembayaran Global

Barat mengeluarkan bank-bank penting Rusia dari sistem pembayaran global utama.

AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sekutu Barat mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow pada Sabtu (26/2/2022). Mereka mengeluarkan bank-bank penting Rusia dari sistem pembayaran global utama.

Amerika Serikat (AS) dan mitra Eropanya mengatakan akan memberlakukan pembatasan pada bank sentral Rusia untuk membatasi kemampuannya mendukung rubel dan membiayai upaya perang Presiden Vladimir Putin.

Negara Barat mengatakan mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa bank-bank Rusia terpilih dihapus dari sistem pesan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) . Mereka tidak menyebutkan bank-bank yang akan diusir tetapi seorang diplomat Uni Eropa mengatakan sekitar 70 persen pasar perbankan Rusia akan terpengaruh.

Langkah tersebut sebelumnya disebut Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire sebagai senjata nuklir keuangan. Tindakan ini memberikan kerusakan yang akan ditimbulkannya pada ekonomi Rusia dan menjadi pukulan bagi perdagangan Rusia dan mempersulit perusahaan-perusahaannya untuk melakukan bisnis.

SWIFT adalah jaringan pesan aman yang memfasilitasi pembayaran lintas batas yang cepat. Sistem ini menjadikannya mekanisme penting untuk perdagangan internasional.

Sanksi terhadap bank sentral Rusia dapat membatasi penggunaan lebih dari 630 miliar dolar AS cadangan internasional. Tindakan ini  secara luas dipandang sebagai isolasi Rusia.

Tapi bank-bank besar Rusia sangat terintegrasi ke dalam sistem keuangan global. Sanksi baru yang dikenakan, seperti memutuskan dari SWIFT, dapat memiliki efek limpahan, merugikan mitra dagang di Eropa dan di tempat lain.

"Terima kasih kepada teman-teman kami ... atas komitmen untuk menghapus beberapa bank Rusia dari SWIFT," ujar Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal pada Ahad (27/2/2022).


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler