Satgas: Kasus Covid-19 Bandung Tunjukkan Tren Penurunan Mulai Maret
Total kasus terkonfirmasi, Senin (28/2/2022), menyentuh angka 1.043 kasus aktif.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung melaporkan total kasus terkonfirmasi, Senin (28/2/2022), menyentuh angka 1.043 kasus aktif. Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron mengatakan jumlah tersebut merupakan jumlah rata-rata dari kasus aktif selama sepekan terakhir.
“Hari ini hanya 517 kasus, laporan dari Dinkes. Kalau 1.043 kasus itu jumlah rata-rata, jadi diambil dari seminggu belakangan, tapi data hari ini bertambah 517 kasus,” jelas Asep saat dihubungi Republika, Senin (28/2/2022).
Dia mengatakan bahwa kini kasus aktif di Kota Bandung mulai mengalami penurunan, meski belum menunjukkan angka yang signifikan. Dia juga memprediksikan penurunan akan berlanjut hingga Maret mendatang.
“Iya, sekarang sudah mulai ada penurunan, walaupun belum signifikan, diprediksi sekitar pekan pertama sampai pekan kedua di bulan Maret sudah ada penurunan yang lebih signifikan, jika merujuk pada yang terjadi di DKI Jakarta,” kata Asep.
“Diharapkan, berdasarkan rapat dengan pakar epidemologi, Jabar sekarang memang masih berada di masa kenaikan kasus tapi sedang proses menuju penurunan, mulai akhir Februari sampai awal Maret. Diharapkan pekan ketiga Maret sudah ada penurunan yang signifikan karena sekarang juga sebenarnya sudah ada penurunan tapi memang belum signifikan, masih fluktuatif, kadang naik kadang terus,” sambungnya.
Menurut Asep, berdasarkan prediksi para pakar epidemologi, dalam rapat gabungan yang digelar beberapa waktu lalu, kenaikan kasus aktif akan mengalami penurunan mulai pekan pertama dan kedua Maret dan akan terus berlanjut kedepannya. “Mudah mudahan bulan Maret sudah benar benar menurun bukan fluktuatif lagi,” harapnya.
Terkait persentase kalangan usia yang terpapar Covid-19, Asep mengatakan bahwa kalangan remaja dan dewasa masih mendominasi, 25,2 persen. Disusul dengan usia dewasa hingga lansia yang hampir mencapai 10 persen.
“Yang tinggi itu di usia 20-29, itu 25,2 persen. 30-39 itu 20,8 persen. Usia 60-69 itu 6,5 persen. Di atas 70 itu 2,6 persen,” jelas Asep, menambahkan bahwa 80 persen varian virus yang terdeteksi di Kota Bandung adalah Omicron.
“Mayoritas isolasi mandiri, kebanyakan di rumah masing-masing. Tapi Pemerintah Kota Bandung juga menyiapkan tiga lokasi, ada dua hotel dan satu gedung bekas Akper di Sukapura. Tapi sejauh ini kapasitasnya baru keisi sekitar 40 orang dari 100 tempat tidur yang tersedia. Jadi kebanyakan memang isolasi mandiri di rumah, tapi di rumah juga terus dipantau oleh jajaran puskesmas di masing-masing wilayah kaitan untuk memantau perkembangan pasien, tapi kebanyakan sudah sembuh kembali,” pungkasnya.