BRI Bagikan Dividen Rp 26,4 Triliun, Naik 76 Persen Dibandingkan 2020
Selain bagikan dividen, BRI juga telah setuju melakukan buyback senilai Rp 3 triliun
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen dari laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 26,40 triliun. Adapun dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 174,23 per lembar saham (dengan asumsi adanya pengalihan treasury stock sebelum tanggal cumdate).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 76,17 persen dibanding dividen tahun 2020 sebesar Rp 98,90 per lembar saham.“Sepanjang 2021, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Atas dasar hal tersebut, BRI memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen atau senilai Rp 26,40 triliun. Sedangkan sisanya sebesar 15 persen senilai Rp 4,66 triliun digunakan sebagai laba ditahan,” ujarnya saat webinar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2022, Selasa (1/3/2022).
Menurutnya pembagian dividen bagian negara Republik Indonesia atas kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19 persen saham atau sekurang-kurangnya sebesar Rp 14,04 triliun akan disetorkan kepada rekening kas umum negara. Sunarso menjelaskan bahwa pemberian dividend payout ratio sebesar 85 persen dengan mempertimbangkan bahwa saat ini perseroan memiliki struktur modal yang kuat dan likuiditas yang optimal dalam rangka ekspansi bisnis dan antisipasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang.
“Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 85 persen, capital adequacy ratio (CAR) perseroan tetap terjaga minimal 20 persen,” ucapnya.
Selain membagikan dividen, perseroan juga telah mendapat persetujuan untuk membeli saham perseroan atau buyback yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah nilai nominal seluruh buyback sebesar sebesarnya Rp 3 triliun.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menambahkan buyback dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepemilikan saham BBRI oleh pekerja.
“Sehingga diharapkan dapat mendorong kontribusi pekerja perseroan lebih optimal terhadap pencapaian target dan peningkatan kinerja perseroan,“ ucapnya.