Rusia Siapkan Rp 144 Triliun untuk Beli Saham Perusahaan Lokal

Pembelian saham ini akan dilakukan oleh perusahaan investasi negara VEB.

Bendera Rusia. Rusia menyiapkan dana 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 144 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) untuk membeli saham-saham perusahaan lokal yang babak belur setelah negara tersebut mendapat sanksi internasional.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia menyiapkan dana 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 144 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) untuk membeli saham-saham perusahaan lokal yang babak belur setelah negara tersebut mendapat sanksi internasional. Dana untuk membelu saham lokal tersebut berasal dari kekayaan negara.


Dilansir Bloomberg, Rabu (2/3/2022) Kementerian Keuangan Rusia akan bekerja sama dengan perusahaan investasi terbesar di negara tersebut VEB. RF dan organisasi keuangan lainnya untuk melakukan pembelian atas nama National Wellbeing Fund senilai 174,9 miliar dolar AS.

Perdana Menteri Mikhail Mishustin menyebut, langkah ini pernah dilakukan selama krisis keuangan global pada 2008. Menteri Keuangan Rusia saat itu, Alexei Kudrin, mengalokasikan sekitar 7 miliar dolar AS untuk berinvestasi di saham Rusia berperingkat tinggi.

Perdagangan saham di Rusia belum dimulai kembali sejak akhir pekan lalu. Saat dibuka, indeks saham di Rusia kemungkinan akan anjlok. Saham asing di perusahaan-perusahaan Rusia memperpanjang penurunan pada Selasa karena investor berusaha untuk melepaskan miliaran dolar kepemilikan. 

Sebanyak setengah dari cadangan internasional Rusia telah dibekukan di luar negeri sebagai hukuman atas invasi Putin ke Ukraina. Sebagai tanggapan, bank sentral melakukan kontrol modal dan melarang orang asing menjual sekuritas lokal. Ini efektif menutup pintu keluar bagi investor.

Bank pembangunan yang dikelola negara VEB.RF adalah salah satu lembaga keuangan Rusia yang menjadi sasaran sanksi dalam beberapa hari terakhir. Kepemilikan asing atas saham Rusia mencapai 86 miliar dolar AS pada akhir tahun lalu menurut data dari Moscow Exchange. 

Penutupan perdagangan ekuitas dua hari bursa sejauh ini merupakan jeda terpanjang sejak 1998, tahun dimana Rusia gagal membayar sekitar 40 miliar dolar AS utang lokal. Hingga saat ini belum ada keputusan waktu dibukanya kembali perdagangan saham. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler