BKKBN Maksimalkan Peran Perguruan Tinggi untuk Turunkan Angka Stunting
BKKBN akan bekerja sama dengan forum rektor lewat platform dana pendamping Kedaireka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan memperbesar peran yang dimiliki perguruan tinggi dalam melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Dalam waktu dekat, BKKBN akan bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia lewat platform dana pendamping Kedaireka milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"BKKBN akan melakukan kerja sama dengan Forum Rektor Indonesia dalam platform matching fund Kedaireka," ujar Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani, pada rapat koordinasi yang dilakukan secara daring, Rabu (2/3/2022).
Kedaireka merupakan platform yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek. Lewat platform tersebut, kegiatan yang dilakukan secara terpadu, yang terkait dengan upaya percepatan penurunan angka stunting akan memanfaatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dia juga mengatakan, meski perguruan tinggi, dosen, maupun mahasiswanya akan ikut mendampingi masarakat di lapangan, peran dari mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) juga diperlukan. Peran DUDI diperlukan untuk mendorong upaya yang dilakukan akan dapat semakin maksimal. Dani menerangkan, peran DUDI di sana tidak harus dalam bentuk kontribusi anggaran, melainkan dapat berupa apapun.
"Tentunya kami juga sangat mengharapkan dukungan kegiatan terintegrasi dari mitra dunia usaha dan dunia industri," kata dia.
DUDI, kata dia, dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk aktivitas percepatan upaya penurunan angka stunting dapat terintegrasi di lapangan tanpa mengganggu sumber daya masing-masing. Dani meminta agar DUDI dapat melengkapi hal-hal yang diperlukan agar proposal dapat segera diajukan ke Kedaireka bersama dengan BKKBN dan perguruan tinggi.
"Mudah-mudahan kita bisa segera selesaikan dalam pekan ini supaya kita bisa ajukan proposal itu ke Dikti. Mengingat jangka waktu pengajuannya pendek dan sangat kompetitif. Kita akan usaha maksimal untuk memberi dukungan agar teman-teman perguruan tinggi bisa terjun langsung ke lapangan mendampingi masyarakat dengan memanfaatkan dana dari Ditjen Dikti tersebut," kata dia.
Di samping itu, Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN, Edi Setiawan mengatakan, DUDI mempunyai peran yang penting dalam mendukung percepatan penurunan stunting melalui mekanisme yang sama dengan apa yang dilakukan oleh BKKBN. Nantinya, DUDI tidak akan berdiri sendiri melainkan berperan sama dengan BKKBN selaku mitra dari Kedaireka.
Edi menerangkan, dalam melakukan percepatan penurunan stunting diperlukan pendekatan pentahelix secara multisektor dan multipihak. Salah satu pihak yang sangat berperan penting itu, kata dia, adalah pihak swasta atau dalam hal ini DUDI.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Kemendikbudristek dalam mencocokan kegiatan percepatan penurunan stunting yang ada di BKKBN dengan peran yang akan dilakukan oleh perguruan tinggi. "Untuk proposal sendiri mungkin nanti teman-teman dari DUDI tidak perlu buat sendiri. Jadi, akunnya akan sama dengan akun yang akan digunakan oleh BKKBN. Nanti tinggal pembagian peran di dalamnya saja," kata dia.
Meski begitu, Edi menerangkan, pihaknya juga mempersilakan apabila ada DUDI yang ingin mengajukan proposal secara mandiri ke Kedaireka dalam rangka melakukan kegiatan sebagai upaya percepatan penurunan stunting. Jika DUDI ada yang mengambil langkah tersebut, proses penyelarasan kegiatan mereka dengan BKKBN akan dilakukan setelahnya.
"Tapi berdasarkan diskusi sebelumnya kami sarankan untuk teman-teman DUDI ini bergabung (dengan BKKBN dalam pengajuan proposal ke Kedaireka)," kata dia.