Menyusul Ukraina, Georgia Ajukan Permohonan Keanggotaan Uni Eropa
Sebelumnya, dia bersikeras Georgia tak akan mengajukan keanggotaan UE sampai 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Partai penguasa Georgia akan segera mengajukan aplikasi untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE). Langkah ini diambil setelah parlemen Uni Eropa mendukung permintaan Ukraina untuk menjadi anggota di tengah invasi Rusia.
Ketua partai Georgian Dream yang berkuasa, Irakli Kobakhidze pada Rabu (2/3) mengatakan, keputusan partainya diambil berdasarkan konteks politik secara keseluruhan dan realitas baru. Dia menambahkan, permohonan Georgia untuk menjadi anggota Uni Eropa diajukan pada Kamis (3/3).
"Kami menyerukan kepada badan-badan Uni Eropa untuk membuat penilaian darurat atas permohonan kami dan memberikan Georgia status negara calon anggota Uni Eropa," ujar Kobakhidze, dilansir Aljazeera, Kamis (3/3).
Kobakhidze mengatakan, integrasi Georgia dengan Eropa akan meningkatkan kesejahteraan, dan keamanan. "Ini akan membawa negara kita ke peningkatan kualitatif dalam kesejahteraan, keamanan, dan deokupasi populasi kita," ujarnya.
Keputusan tersebut menandai putaran balik oleh Kobachidze. Sebelumnya, pada Selasa (1/3) dia bersikeras bahwa Georgia tidak akan mengajukan aplikasi keanggotaan Uni Eropa sampai 2024. Menurut Kobachidze, inisiatif yang tergesa-gesa bisa menjadi kontraproduktif.
Tetapi partai yang berkuasa di Georgia mendapat tekanan kuat dari partai-partai oposisi setelah Ukraina mengajukan diri sebagai anggota Uni Eropa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendapat dukungan luar biasa dari para legislator Eropa dalam sebuah resolusi tidak mengikat. Dengan demikian, Ukraina memiliki status sebagai negara kandidat anggota Uni Eropa. Georgia melihat ini sebagai peluang untuk mengajukan aplikasi serupa.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memperkuat fokus Barat pada Georgia dan Moldova, yang merupakan bekas Uni Soviet. Georgia dan Moldova saat ini berupaya untuk mengajukn aplikasi menjadi anggota Uni Eropa.
Pekan lalu, Presiden Georgia Salome Zurabishvili berada di Paris dan Brussel untuk memperdebatkan komitmen Eropa terhadap Ukraina yang diperluas ke Georgia. Jika Georgia dan Ukraina diberikan status kandidat, maka akan menghadapi proses aksesi yang berlarut-larut dan rumit. Mereka harus menerapkan reformasi besar-besaran untuk mematuhi standar politik dan ekonomi Uni Eropa yang memiliki anggota 27 negara.
Upaya Georgia dan Ukraina untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Barat telah lama membuat Rusia naik pitam. Ketegangan dengan Moskow memuncak dalam invasi Rusia ke Georgia pada 2008.
Georgia dan Ukraina telah menandatangani perjanjian dengan Uni Eropa yang dirancang untuk mendekatkan mereka secara ekonomi dan politik. Perjanjian tersebut juga mencakup kesepakatan perdagangan bebas antara negara, dan perjalanan bebas visa bagi warga negaranya untuk kunjungan singkat di wilayah Schengen. Tapi mereka tidak memberikan jaminan keanggotaan.