Wagub DKI Minta Kenaikan Harga Pangan di Batas Wajar
Pemprov DKI akan mengupayakan berbagai strategi mengatur harga agar terjangkau.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, setiap memasuki Ramadhan dan Idul Fitri, memang selalu ada kenaikan harga pangan. Menurutnya, hal itu karena banyak hal, termasuk disebabkan kebutuhan tinggi jelang waktu tertentu.
"Kita meminta agar peningkatan harga ini tetap dalam batas kewajaran," kata Riza kepada awak media di Balai Kota DKI, Jumat (4/3/2022).
Dia menambahkan, Pemprov DKI juga akan mengupayakan berbagai strategi dalam mengatur harga agar bisa dijangkau masyarakat. Riza mengatakan, pemantauan harga tersebut akan diupayakan Pemprov DKI bersama Pemerintah Pusat.
"Operasi pasar juga terus akan kita lakukan. Selama ini memang sudah jadi program rutin Pempus dan Pemprov DKI untuk terus melakukan operasi pasar," jelasnya.
Ditanya faktor kenaikan harga jelang Ramadhan itu, Riza menuturkan karena berbagai faktor. Selain kebutuhan yang memang tinggi dari bulan-bulan biasa, kata dia, juga karena pasokan yang kurang, faktor cuaca dan persediaan terbatas di daerah tersebut.
"Belum lagi Ukraina perang dengan Rusia. Kita itu impor bahan gandum besar sekali dari Ukraina. Kita juga akan berdampak. Mudah-mudahan ini masih bisa tercukupi dari stok yang ada," jelasnya.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu menambahkan, DKI akan terus melakukan program penanganan, pengendalian harga pangan melalui berbagai operasi dan insentif bagi para pengusaha.
Sementara itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdul Aziz, mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta yang berhasil menekan inflasi dan menjaga kestabilan harga pangan di DKI. Menurut dia, hal itu tak terlepas dari upaya tim pengendali inflasi daerah dalam mengontrol harga pangan.
"Kami berharap tim pengendali inflasi daerah bisa bekerja lebih baik lagi," kata Aziz, Kamis (3/3/2022).
Dia berharap, tim pengendali inflasi daerah bisa terus melakukan kontrol harga pangan dengan baik. Sehingga, tidak memberatkan daya beli masyarakat khususnya di DKI Jakarta, terkait pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2022.
"Kami apresiasi keberhasilan ini. Ini hal yang penting karena saat ini banyak harga bahan pokok tidak stabil seperti minyak goreng yang sangat memberatkan masyarakat, kemudian disusul langkanya tahu tempe," jelas dia.