Vaksin Covid-19 Dosis Empat dan Lima, Memangnya Perlu?
Sejumlah negara sudah mulai menggulirkan vaksinasi Covid-19 dosis keempat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya varian omicron dari SARS-CoV-2 telah mengonfirmasi kebutuhan akan booster vaksin. Hal ini penting untuk menghadapi penurunan kekebalan dan memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap gejala berat Covid-19 hingga kematian.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 tidak memberikan perlindungan yang cukup terhadap infeksi atau penyakit parah akibat omicron. Kini, semakin banyak bukti tersedia untuk mendukung pendekatan tiga dosis vaksin.
Sementara itu, semakin banyak negara menjajaki dosis empat vaksin Covid-19 sebagai cara untuk menetralkan omicron secara efektif. Mengikuti jejak Israel, negara-negara yang menggulirkan pemberian dosis empat bagi kelompok berisiko tertentu adalah Chile, Spanyol, Denmark, dan Swedia.
Di Inggris Raya, kelompok yang dianggap paling berisiko disarankan untuk mendapatkan suntikan dosis empat pada musim semi ini. Vaksinasi bisa menjadi empat hingga lima dosis, tergantung pada kebutuhan individu.
Data tentang perlunya dosis empat sejauh ini masih kurang, tetapi penelitian yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberiannya dapat memulihkan kekebalan yang memudar. Sebuah percobaan dengan vaksin mRNA Pfizer dan Moderna menemukan bahwa dosis empat memberikan dorongan sederhana dalam perlindungan terhadap omicron, dan mengembalikan antibodi ke tingkat yang terlihat tepat setelah dosis ketiga.
Namun, ini tidak berarti vaksin dosis empat bisa meningkatkan efektivitas vaksin secara signifikan dan tidak berarti bisa langsung mencegah infeksi omicron. Daripada tiga dosis, empat dosis vaksin Pfizer 30 persen lebih protektif terhadap infeksi.
Perlindungan ekstra itu memberikan proteksi lebih sebesar 11 persen untuk vaksin Moderna. Tidak ada bukti kuat bahwa dosis empat sangat penting, yang berarti kemungkinan akan dicadangkan untuk kelompok tertentu.
Data menunjukkan bahwa itu bisa bermanfaat bagi orang-orang dengan risiko tinggi. Sebuah studi observasional dari Israel, menunjukkan bahwa dosis empat memberikan tingkat perlindungan yang sedikit lebih tinggi terhadap infeksi dan gejala berat bagi mereka yang berusia 60 tahun atau lebih dan bagi yang alami kondisi tertentu.
"Kelompok berrisiko seperti penderita asma, obesitas, atau penderita masalah sistem imun dapat mengambil manfaat dari dosis keempat," kata dr William Haseltine, peneliti dan pakar kesehatan masyarakat sekaligus presiden ACCESS Health International.
Dosis empat diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis tiga. Argumen terbesar yang menentang dosis lima adalah bahwa vaksin Covid-19 menawarkan perlindungan yang lebih sedikit terhadap omicron daripada terhadap varian, seperti delta atau alpha.
Bukti terbaru menunjukkan bahwa tiga dosis saja sudah 99 persen efektif mencegah rawat inap dan gejala berat di semua populasi. Ada juga bukti yang berkembang bahwa individu yang tidak divaksinasi dan penyintas, rentan terinfeksi ulang saat ini dan di masa depan.
Ini terutama berlaku untuk varian delta dan omicron. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi omicron di masa lalu tidak melindungi terhadap infeksi dengan varian SARS-CoV-2 lainnya pada orang yang belum divaksinasi.
Dilansir Medical News Today, Jumat (4/3/2022), sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang menemukan bahwa orang yang kena Covid-19 segera setelah divaksinasi tidak terlalu banyak mengalami peningkatan antibodi. Namun, infeksi yang terjadi beberapa bulan setelah dosis terakhir dapat meningkatkan perlindungan, utamanya terhadap omicron.
"Kami melihat bahwa antibodi mulai berkurang setelah tiga bulan," kata Direktur Program Asosiasi Universitas Kedokteran dan Sains Charles R Drew, dr Alexander Rodgers.
Sebagian besar negara yang menawarkan dosis empat telah mengadopsi kerangka waktu tersebut. Orang yang berisiko lebih tinggi, sebagian besar karena usia atau faktor lain, direkomendasikan mendapatkan dosis empat setelah tiga atau empat bulan.
"Alasannya adalah kita tahu bahwa antibodi pelindung cenderung berkurang cukup cepat setelah tiga atau empat bulan," kata dr Rodgers.
Terlepas dari itu, dr Rodgers tidak mengatakan berapa dosis yang disebut terlalu banyak, karena masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan interval optimal dan jumlah dosis. Sementara itu, kebutuhan booster tahunan akan tergantung pada bagaimana varian virus penyebab Covid-19 di masa depan.