Jenis Sayur Ini Ada Kaitannya dengan Lonjakan Risiko Kanker Lambung
Asupan tinggi sayuran yang satu ini tingkatkan risiko kanker lambung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan jenis sayur tertentu dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker lambung. Hasil mengejutkan tersebut terungkap dalam salah satu studi yang terbit di jurnal penelaahan sejawat Cancer.
Jenis sayuran yang disoroti adalah acar, yang pembuatannya dilakukan dengan penambahan asam atau melalui fermentasi. Proses pengawetan sayur dimungkinkan seluruhnya atau sebagian dengan metode tersebut.
Tidak cuma acar, makanan yang juga disebut berkaitan dengan lonjakan risiko kanker perut adalah ikan yang diasinkan. Meski demikian, kurangnya asosiasi dosis-respons membuat perlu adanya analisis kuantitatif.
"Dalam meta-analisis sistematis dari studi kohort prospektif ini, kami menemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan risiko kejadian kanker lambung dan asupan tinggi acar sayuran," kata para peneliti.
Mereka mengamati bahwa kemungkinan terjadinya kasus kanker perut 1,15 kali lebih tinggi seiring konsumsi acar sayuran sebanyak 40 gram per hari. Komparasi dengan asupan terendahnya mencapai 1,24 kali lebih tinggi.
Menurut para periset, hasil dari meta-analisis dosis-respons itu semakin memperkuat meta-analisis sebelumnya. Hasil terdahulu juga melacak peningkatan risiko kanker lambung dengan membandingkan asupan acar sayuran dan ikan asin dalam jumlah tertinggi dan terendah.
"Temuan kami mendukung bukti bahwa asupan tinggi acar sayuran dan ikan asin dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kanker lambung (nama lain kanker perut)," ujar peneliti pada studinya.
Kanker perut bisa menyerang siapa saja, namun risiko terserang jenis kanker tersebut juga tergantung pada banyak hal. Memiliki satu atau lebih faktor risiko belum tentu berarti seseorang pasti akan terkena kanker perut.
Menurut Cancer Research UK, infeksi Helicobacter pylori (H pylori) menyebabkan sekitar 40 dari 100 kasus kanker perut. Bakteri tersebut ditemukan hidup di selaput lendir lambung.
Cancer Research UK menjelaskan, bagi kebanyakan orang, memiliki infeksi H pylori tidak akan menimbulkan masalah. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, infeksi jangka panjang menyebabkan peradangan dan sakit maag.
Ada juga beberapa bukti bahwa diet dapat berinteraksi dengan H pylori untuk meningkatkan risiko kanker perut. Faktor risiko lain termasuk usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok tembakau, kelebihan berat badan atau obesitas, serta konsumsi minuman beralkohol.
Secara umum, kanker yang sudah menyebar sangat sulit diobati sehingga deteksi dini adalah kunci penanganan efektif. Pasalnya, sel-sel kanker tumbuh dan berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh.
Akan lebih baik apabila seseorang dapat menekan risiko mengidap penyakit mematikan itu sejak awal. Secara alami, mencegah lebih baik daripada mengobati, dikutip dari laman Express.co.uk, Jumat (4/3/2022).