Sidebar

Dunia Islam Diminta Lawan Pandangan Taliban Soal Perempuan

Saturday, 05 Mar 2022 15:00 WIB
Warga Afghanistan membawa perbekalan makanan saat pendistribusian bantuan kemanusiaan untuk keluarga yang membutuhkan, di Kabul, Afghanistan, Rabu, 16 Februari 2022. Afghanistan telah mengalami transformasi dramatis dalam setengah tahun pemerintahan Taliban. Negara ini merasa lebih aman dan tidak terlalu keras dibandingkan dalam beberapa dasawarsa, tetapi juga lebih miskin karena ekonomi yang dulunya didorong oleh bantuan menuju keruntuhan.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) memulai pembicaraan dengan negara-negara mayoritas Muslim untuk menekan penguasa Taliban Afghanistan agar tidak membatasi kaum perempuan dari kehidupan publik atas nama agama.

Baca Juga


Utusan khusus AS untuk perempuan Afghanistan, Rina Amiri mengatakan, pihaknya telah memimpin inisiatif diplomatik untuk menyelaraskan pandangan di antara semua pemangku kepentingan internasional mengenai masalah ini. Hal ini disampaikan Amiri dalam sebuah seminar di Washington pada (Rabu (2/3) yang digelar secara virtual oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Seperti dilansir voanews, Amiri telah mengunjungi Arab Saudi dan Qatar pekan lalu. Dia masih akan melakukan perjalanan ke negara-negara mayoritas Muslim lainnya untuk melibatkan mereka dalam “praktik regresif” yang diberlakukan Taliban untuk membatasi kebebasan perempuan.

“Apa yang saya catat kepada mereka adalah apa yang dikatakan Taliban tentang hak-hak perempuan dan membuat argumen bahwa itu atas dasar Syariah. Ini tidak hanya buruk bagi Afghanistan dan bagi perempuan Afghanistan, tapi juga buruk bagi Islam,” kata Amiri tentang pembicaraannya. dengan pejabat Saudi dan Qatar.

“Aktor yang perlu memimpin dan melawan narasi itu negara-negara mayoritas Muslim,” jelas dia.

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya