Iran Ingin Selesaikan Masalah Nuklir

Kunjungan IAEA ke Iran diharapkan dapat hidupkan kembali JCPOA usai ditinggalkan AS.

AP Photo/Vahid Salemi
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, melakukan pembicaraan dengan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, di Tehran, Sabtu (5/3/2022).
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamlavandi berharap untuk menyelesaikan semua masalah nuklir. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sedang melakukan kunjungan ke Iran sejak Jumat (4/3/2022) malam.

Baca Juga


"Diharapkan masalah umum antara kami dan badan tersebut akan ditinjau tentang bagaimana mengejar berbagai hal di masa depan. Insya Allah akan ada kesepahaman," kata Kamlavandi kepada televisi pemerintah.

Kamlavandi menyatakan Grossi akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian sebelum kembali ke Wina pada sore hari. Salah satu upaya menyelesaikan pertanyaan tentang bahan nuklir yang menurut dugaan IAEA, Iran gagal memberikan penjelasan.

IAEA telah menemukan partikel uranium yang diproses di tiga situs nuklir tetapi tidak pernah diinformasikan oleh Iran dan telah berulang kali mengatakan bahwa negara itu belum memberikan jawaban yang memuaskan.

Pejabat Iran mengatakan bahwa Teheran dan IAEA dapat menyetujui peta jalan untuk menutup masalah yang belum terselesaikan. Tindakan ini berpotensi membuka jalan bagi kesepakatan.

Perjalanan Grossi ini telah meningkatkan harapan untuk kemajuan menghidupkan kembali Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) usai ditinggalkan Amerika Serikat di era Donald Trump pada 2018.

Sejak 2019, Teheran telah melanggar kesepakatan batas nuklir. Teheran membangun kembali persediaan uranium yang diperkaya, menyempurnakannya dengan kemurnian fisil yang lebih tinggi, dan memasang sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.

Semua pihak yang terlibat dalam pembicaraan yang bertujuan membawa Teheran dan Washington kembali mematuhi pakta nuklir mengatakan mereka hampir mencapai kesepakatan di Wina. Kedua negara telah mengadakan lebih dari 11 bulan pembicaraan tidak langsung di Wina tentang menghidupkan kembali pakta dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler