Sidebar

Resolusi PBB Kecam Peluncuran Uji Coba Korut Terancam Gagal

Tuesday, 08 Mar 2022 22:55 WIB
Resolusi PBB Kecam Peluncuran Uji Coba Korut Terancam Gagal. Foto: Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, kerumunan orang melihat pada upacara pengibaran bendera, menandai Tahun Baru, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, Jumat pagi, 1 Januari 2021.

IHRAM.CO.ID,JENEWA - Amerika Serikat (AS) dan 10 negara lain diambang menghadapi kegagalan di Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk peluncuran rudal oleh Korea Utara (Korut). Menurut mereka kegagalan resolusi itu mengikis kredibilitas dewan dan rezim non-proliferasi global.

Duta Besar AS untuk PBB Thomas Greenfield mengatakan, bahwa 11 kali uji coba rudal oleh Korut awal tahun ini telah melanggar beberapa Resolusi Dewan Keamanan PBB. "Sementara DPRK meningkatkan tindakan destabilisasinya, Dewan Keamanan tetap diam," katanya.

Greenfield membaca pernyataan bersama 11 negara setelah sesi Dewan Keamanan PBB tertutup yang mencakup diskusi tentang peluncuran terbaru Korut pada akhir pekan. "Setiap peluncuran rudal balistik yang mengakibatkan tidak adanya tindakan oleh dewan mengikis kredibilitas Dewan Keamanan PBB sendiri dalam menangani DPRK dan merusak rezim non-proliferasi global," ujarnya merujuk pada Korut dengan inisial nama resminya.

Thomas-Greenfield menegaskan kembali bahwa Washington tetap berkomitmen untuk mengupayakan diplomasi serius dan berkelanjutan dengan Korut. Namun menurutnya, Pyongyang malah memilih serangkaian peluncuran rudal balistik yang semakin meningkat yang melanggar hukum internasional.

"Kami siap berkolaborasi dan menentukan pendekatan yang disepakati bersama dengan anggota dewan lainnya untuk mengatasi provokasi DPRK," katanya.

AS bergabung dalam pernyataan itu oleh Albania, Australia, Brasil, Prancis, Irlandia, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Republik Korea, dan Inggris. Baik Rusia maupun Cina, yang merupakan sekutu utama Korut tidak mendukung pernyataan tersebut.

Uni Emirat Arab (UEA) tidak bergabung dengan negara-negara dalam mengeluarkan pernyataan itu, meskipun mendukung pernyataan bersama serupa bulan lalu.  Seorang juru bicara misi UEA untuk PBB mengatakan ini karena itu adalah presiden Dewan Keamanan bulan ini.

"Kami tidak bergabung bulan ini karena kami menghormati netralitas dan ketidakberpihakan kantor Presiden," kata Shahad Matar. "Setelah Kepresidenan kami, kami akan kembali bergabung dengan pernyataan dan pengintaian dengan Anggota Dewan lainnya kapanpun mereka sejalan dengan posisi nasional kami," ujarnya menambahkan.

Cina telah berulang kali mengatakan bahwa kunci untuk memecahkan masalah rudal balistik dan program nuklir Korut ada di tangan Washington. Sehingga AS harus menunjukkan lebih banyak ketulusan dan fleksibilitas jika menginginkan terobosan.

Otoritas militer regional melaporkan peluncuran rudal balistik oleh Korut pada Sabtu, yang kedua oleh negara bersenjata nuklir dalam sepekan. Korut pada Ahad menyebutnya sebagai tes penting lainnya untuk sistem satelit pengintai.

Peluncuran berulang-ulang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Pyongyang mungkin bersiap untuk melakukan uji coba senjata besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang. Di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti, Korut telah mengancam untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk pertama kalinya sejak 2017.

Di Wina, kepala pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi, pada Senin menarik perhatian pada aktivitas di pabrik pengayaan bahan bakar nuklir Korut yang dicurigai.  Grossi mengatakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terus mengamati aktivitas konstruksi di situs nuklir Yongbyon Korut, termasuk lampiran dari Fasilitas Pengayaan Centrifuge yang dilaporkan di sana. Dikatakan tujuan lampiran belum ditentukan.

Sumber:

Baca Juga


https://www.reuters.com/world/asia-pacific/un-security-council-discuss-north-korea-monday-diplomats-2022-03-07/

Berita terkait

Berita Lainnya