Investree Catat Kenaikan Lender Perempuan

Hal itu menunjukkan kesadaran perempuan di Indonesia untuk menambah penghasilan.

Investree
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi . Investree mencatat peningkatan jumlah pemberi pinjaman atau lender dari segmen perempuan pada platform mereka.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat masyarakat untuk melakukan pendanaan melalui fintech lending terus meningkat, termasuk dari kalangan perempuan. Investree mencatat jumlah pemberi pinjaman atau lender perempuan pada platform peer to peer lending (P2P Lending) terus meningkat.

Baca Juga


Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi menyampaikan, pertumbuhan lender sebesar 38 persen (yoy) per Desember 2021. Spesifik untuk lender perempuan, pertumbuhannya naik sebesar 55 persen (yoy) yang mendanai berbagai macam produk.

"Hal itu menunjukkan ketertarikan juga kesadaran perempuan di Indonesia untuk menambah imbal hasil melalui aktivitas pendanaan sudah semakin tinggi dan diimplementasikan pada platform alternatif berbasis digital," kata Adrian dalam keterangan pers, Rabu (9/3/2022).

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan outstanding pinjaman P2P mencapai 95 persen (yoy). Peningkatan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat dalam memberikan pendanaan melalui fintech lending.

Hal tersebut sekaligus menjadi angin segar bagi pelaku usaha UMKM yang mendapat pendanaan melalui P2P. Memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2022, Investree mengapresiasi kontribusi Lender perempuan terkait keikutsertaan mereka dalam merealisasikan upaya memajukan pelaku UMKM agar tetap tangguh.

"Kami berterima kasih kepada seluruh lender, khususnya lender perempuan, yang telah bergabung dalam ekosistem Investree," kata dia.

Saat ini, jumlah lender aktif di Investree ada lebih dari 24 ribu dengan sebanyak 35 persennya atau sebanyak 8.528 terdiri dari lender aktif perempuan. Angka itu terus bertambah seiring tren pendanaan oleh perempuan kian meningkat diikuti oleh beragamnya layanan yang dapat diakses secara mudah dan cepat.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan perempuan tertarik melakukan pendanaan adalah variasi instrumennya. Di Investree sendiri, lender bisa memilih mendanai pinjaman, berinvestasi reksa dana, atau membeli e-SBN.

"Secara tahunan, terdapat peningkatan jumlah lender perempuan yang membeli produk e-SBN–tumbuh dari 46 persen menjadi 51 persen, jadi, peran serta lender perempuan sangat nyata," kata Adrian.

Untuk memperkuat kontribusi lender perempuan, Investree akan memperluas edukasi dan literasi tentang pendanaan melalui fintech lending kepada masyarakat dan perempuan dengan aneka profesi. Baik pelajar, perempuan bekerja, ataupun ibu rumah tangga.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler