Sidebar

Sampah Baterai di Gaza Ancam Kesehatan Masyarakat

Wednesday, 09 Mar 2022 18:07 WIB
Sampah Baterai di Gaza Ancam Kesehatan Masyarakat

IHRAM.CO.ID,GAZA — Sampah baterai menumpuk di tempat pembuangan di Gaza Selatan. Tumpukan baterai-baterai tua yang penuh karat itu menimbulkan risiko dan mengancam kesehatan masyarakat Palestina di kota itu.

Baca Juga


Baterai adalah sumber daya penting di Gaza, di mana pasokan listrik publik jarang dan infrastruktur telah rusak sejak blokade Israel di daerah kantong itu dimulai pada 2007, tahun di mana kelompok Islam Hamas merebut kendali.

“Baterai telah menumpuk selama 15 tahun,” kata penduduk setempat, Ibrahim Baraka, dilansir dari Arab News, Rabu (9/3).

Baraka bekerja di TPA seluas 2.000 meter persegi di Khan Yunis, di mana penduduk rumah di sekitarnya dapat melihat tumpukan limbah timbal dan merkuri sehari-hari.

Gaza merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina yang hanya memiliki satu pembangkit listrik yang menggunakan diesel. Pengiriman bahan bakar tidak dapat diandalkan, sebagian besar karena blokade. Pabrik itu juga dibom oleh jet tempur Israel selama konflik 2006 dengan Hamas.

Direktur Sumber Daya di Kementerian Lingkungan Gaza, Mohamed Masleh memperkirakan ada 25 ribu ton baterai bekas di Gaza yang perlu didaur ulang. Sebagian besar berada di lokasi yang tidak cocok untuk menyimpan bahan berbahaya.

Pengumpulan baterai juga merupakan sumber pendapatan bagi wilayah miskin, di mana tingkat pengangguran berkisar sekitar 50 persen. Salah satunya yang kerap dilakukan Zakaria Abu Sultan

Ia akan berjalan dengan kereta kudanya melalui jalan-jalan di Kota Gaza, dan berteriak melalui pengeras suara.

“Siapa saja yang memiliki baterai rusak untuk dijual?” ujar Zakaria.

“Saya sudah berkeliaran sejak subuh untuk membeli baterai yang rusak. Saya membelinya paling baik seharga 50 shekel (15 dolar) dan menjualnya ke penjual barang bekas seharga 70 shekel,” katanya kepada AFP.

Biasanya, sel yang rusak dibawa ke tempat pembuangan sampah, seperti yang ada di Khan Yunis tempat Baraka bekerja, yang membongkarnya untuk bahan seperti plastik yang kemudian dijual ke pabrik

Direktur Institut Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Gaza, Ahmed Hillis, mengatakan bahwa meskipun dia memahami ada keuntungan dari baterai yang dibuang, namun memperdagangkan baterai tua itu sangat berbahaya.

“Berton-ton baterai terakumulasi di tempat pembuangan sampah, beberapa di antaranya tingginya lebih dari 40 dan 50 meter,” katanya.

"Baterai ditemukan di antara orang-orang dan di gerobak hewan, anak-anak membawanya berkeliling," katanya kepada AFP.

“Kadang-kadang kami menemukan ayah dan anak mencoba membukanya dengan obeng. Ini adalah lelucon dan kekacauan," tambahnya.

Israel dulu memainkan peran dalam mengelola bahan beracun dari Gaza, tetapi berhenti dengan pengambilalihan Hamas pada 2007.

Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh sebagian besar Barat, dan tidak memiliki kontak langsung dengan Israel.

Bulan lalu, badan kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT) mengatakan bahwa mesin penghancur besi kedua telah beroperasi di perlintasan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza.

“Kapasitas penghancuran yang ditingkatkan akan memberikan peningkatan yang signifikan dalam ekspor potongan besi dari Jalur Gaza,” kata COGAT.

Baraka mengatakan bahwa telah mengangkat harapan untuk solusi limbah baterai, dengan sebagian besar setuju situasi saat ini tidak berkelanjutan.

Sementara Hillis mendesak Hamas untuk menetapkan aturan yang jelas tentang penanganan zat beracun.

Dia mengatakan limbah baterai sekarang dikelola oleh orang-orang yang tidak mematuhi aturan apa pun dan tidak memiliki pengalaman dalam mengumpulkan bahan berbahaya.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/2038966/middle-east

Berita terkait

Berita Lainnya