Kadin Gandeng PFN dan Indiskop Majukan Industri Perfilman Nasional

Kadin teken nota kesepahaman dengan PFN dan Indiskop untuk perfilman nasional.

Pixabay
Film (ilustrasi). Kadin menjalin kerja sama dengan PFN dan Indiskop untuk majukan industri film Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) dan Indiskop guna memajukan industri perfilman nasional. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Bidang Badan Pengembangan Ekosistem Perfilman & Animasi (Bapepan) Kadin Indonesia Erik Hidayat dengan Direktur Utama PFN Dwi Heriyanto serta Direktur Utama Indiskop Marcella Zalianty.

"MoU antara Bapepan dengan PFN ini membuat sinergi, kolaborasi, antara Kadin dan PFN, harapannya kita bisa membangun ekosistem ini, kita bangun bersama," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam acara penandatanganan MoU yang disaksikan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (9/3/2022).

Ketua Bapepan Kadin Indonesia Erik Hidayat mengungkapkan, kerja sama antara pihaknya dan PFN akan meliputi sejumlah hal. Pengembangan infrastruktur film dan konten, pengembangan platform konten, pengembangan layanan konten, pembiayaan film dan konten, serta pengembangan sumber daya manusia dalam pembuatan film dan konten termasuk di dalamnya.

Selain itu, kerja sama dengan PFN juga meliputi pengembangan ekosistem industri kreatif dan kanal-kanal distribusi. Kedua belah pihak juga akan memproduksi film dan konten kreatif serta kooperasi model bisnis secara intensif dan ekstensif.

"Juga program kerja sama distribusi dan eksibisi film dengan membuat independen bioskop serta pemanfaatan jalur OTT dan kolaborasi dan sinergi secara luas melalui jejaring dan ekosistem," jelas Erik.

Ada pun dengan Indiskop, Kadin akan mengembangkan kebijakan dalam rangka pengembangan ekosistem perfilman secara merata di Indonesia, baik pusat maupun daerah. Selain itu, mereka juga mempromosikan pengembangan investasi untuk Bioskop Rakyat.

"Kami juga akan mengembangkan pelatihan-pelatihan kompetensi dan pendidikan vokasi serta inkubasi bagi wirausaha, khususnya yang dapat mengembangkan ekosistem perfilman Indonesia," imbuh Erik.

Sementara itu, Direktur Utama PFN Dwi Heriyanto berharap sinergi dengan Kadin dapat membantu membangun perfilman dan konten kreatif. Ia mengatakan inovasi dan kolaborasi dilakukan untuk bisa bertahan di bisnis tersebut.

Baca Juga


Dwi mengungkapkan, dengan status Perum, perusahaan menyasar kementerian/lembaga untuk membuat konten terkait. PFN juga berkolaborasi dengan BUMN lain untuk menyalurkan konten dan film yang diproduksi.

"Di klaster telekomunikasi dan media, ada offtaker dari Telkom. Kami juga buat bioskop rakyat, kami juga kolaborasi dengan PT Pos Indonesia di daerah-daerah dan TVRI lokal dan pengusaha setempat untuk memutar film," katanya.

PFN juga mengembangkan potensi sineas muda di daerah, menyaring mereka melalui kompetisi, hingga kemudian memberikan pembiayaan. Dwi berharap, ada tempat untuk memutar film di daerah.

"Kami lihat potensi film-film yang bisa dikembangkan itu di daerah sehingga industri kreatif di daerah akan tumbuh," katanya.

PFN kini mengemban peran sebagai lembaga pembiayaan film. Di samping itu, PFN juga menjadi agregator rumah produksi, kurator konten, dan pengumpul saluran distribusi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler