Saudi Cabut Larangan Masuk Bagi Warga Thailand

Riyadh dan Bangkok sudah menjalin kembali hubungan setelah sempat dibekap kebekuan.

Bandar Aljaloud/Saudi Royal Palace via AP
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, di Istana Kerajaan di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (25/1/2022). Kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan tingkat tinggi pertama setelah tiga dekade.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengumumkan berakhirnya larangan perjalanan bagi warga Thailand. Riyadh dan Bangkok sudah menjalin kembali hubungan setelah sempat dibekap kebekuan akibat skandal pencurian berlian pada akhir dekade 1980-an.

Baca Juga


Saudi Press Agency (SPA) dalam laporannya pada Kamis (10/3/2022) mengungkapkan, Direktorat Jenderal Paspor Kerajaan Saudi telah mengizinkan pelancong berpaspor Thailand memasuki negara tersebut. Keputusan itu diambil hampir dua bulan setelah Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengunjungi Riyadh.

Pada 25 Januari lalu, Prayuth melakukan kunjungan resmi perdana ke Saudi. Dia memenuhi undangan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Kala itu, pernyataan Kerajaan Saudi tentang kunjungan Prayuth tak spesifik. Mereka hanya mengatakan bahwa kedatangan Prayuth menunjukkan keinginan Saudi untuk memperkuat hubungan bersama dan membangun jembatan komunikasi dengan semua negara di seluruh dunia.

Hubungan Saudi dan Thailand memburuk pascakejadian pencurian perhiasan, termasuknya di dalamnya berlian biru 50 karat, oleh seorang petugas kebersihan asal Thailand di istana seorang pangeran Saudi pada 1989. Semua perhiasan itu disebut bernilai 20 juta dolar AS. Setelah peristiwa tersebut, Saudi berhenti mengeluarkan dan memperbarui visa bagi ratusan ribu pekerja asal Negeri Gajah Putih.

Saudi pun menutup pintu bagi umat Muslim Thailand untuk melakukan ibadah haji. Sementara warga Saudi diperingatkan untuk tidak mengunjungi Thailand. Setahun setelah kasus pencurian, tiga diplomat Saudi yang berusaha menemukan dan memulangkan perhiasan-perhiasan yang dicuri tewas ditembak mati di Bangkok. Ketiganya dibunuh dalam tiga kejadian terpisah dalalm satu malam.

Seorang pengusaha Saudi yang berbasis di Bangkok diyakini turut berburu permata yang hilang. Dia pun menghilang dan diduga kuat sudah tewas. Hingga kini belum ada pelaku yang dihukum atas serangkaian pembunuhan tersebut.

Kepolisian Thailand mengklaim telah memecahkan kasus pencurian perhiasan tersebut. Namun banyak perhiasan yang dipulangkan ke Riyadh palsu. Media Thailand sempat dihebohkan dengan laporan bahwa istri pejabat tinggi di negara tersebut terlihat mengenakan kalung berlian yang sangat mirip dengan perhiasan curian dari istana pangeran Saudi. Kendati demikian, hingga kini, permata itu belum ditemukan.

Ada dugaan bahwa praktik penyalahgunaan kekuasaan telah merajalela di kepolisian Thailand. Sempat beredar spekulasi bahwa perwira senior dan anggota elite telah menyimpan permata curian dan memerintahkan untuk ditutup-tutupi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler