MUI Jatim Keberatan KH Miftachul Akhyar Mundur
MUI Jatim menyusun nota keberatan atas pernyataan mundurnya KH Miftachul Akhyar.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Pimpinan MUI Jawa Timur menyampaikan nota keberatan dan ketidaksetujuan atas pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai ketua Umum Dewan Pimpinan MUI. Sekretaris Umum MUI Jatim Akhmad Muzakki menyatakan, nota keberatan bahkan telah dituangkan dalam surat MUI Jawa Timur secara resmi bernomor A-13/DP-P/III/2022, tertanggal 9 Syaban 1443 H bertepatan 12 Maret 2022.
Muzakki mengatakan, nota keberatan tersebut disusun berdasarkan aspirasi di lapangan. Banyak masyarakat yang menunjukkan keberatan atas pernyataan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai ketua Umum MUI.
"Kemudian ini (kepemimpinan KH. Miftachul Akhyar) juga demi kepentingan kemaslahatan yang lebih besar bagi agama, bangsa, dan negara," ujarnya, Ahad (13/3/2022).
Selain itu, lanjut Muzakki, MUI masih memerlukan sosok KH. Miftachul Akhyar untuk jabatan ketua Umum yang mumpuni. KH. Miftachul Akhyar dirasanya mampu merekatkan dan memperkuat persatuan serta kesatuan umat dan bangsa.
Pernyataan mundurnya KH. Miftachul Akhyar sebagai ketua Umum MUI memang cukup mengejutkan banyak pihak. Tidak terkecuali di internal jajaran kepengurusan MUI. Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas salah satunya yang mengaku terkejut atas permohonan tersebut.
Anwar Abbas bahkan menulis surat terbuka yang ditujukan kepada jajaran PBNU dan warga NU agar mengikhlaskan KH. Miftachul Akhyar, tetap mengemban amanah kepemimpinan di MUI. Figur KH Miftachul Akhyar menurutnya dibutuhkan karena mampu mengayomi elemen-elemen organisasi Islam dalam naungan MUI.
Buya Anwar Abbas menegaskan, KH Miftachul Akhyar dipilih semua pemilik hak suara di MUI tanpa perbedaan pendapat. Semua suara ingin MUI dipimpin oleh KH Miftachul Akhyar.
"Beliau, Pak KH Miftachul Akhyar kami pilih untuk menjadi ketua umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikitpun," katanya.