Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Mengelola PTMA
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dalam Mengelola PTMA
KUDUS, Suara Muhammadiyah – “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau seorang yang lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah suatu amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari kiamat kecuali yang menjalankannya dengan baik dan melaksanakan tanggungjawabnya” (HR. Muslim).
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Ir. H. Gunawan Budiyanto, M. P., IPM, menyampaikan materi pengajian dengan tema “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) Dalam Mengelola Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah (PTMA)”.
Pengajian yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) secara rutin dibuka oleh Rusnoto, SKM, M. Kes (Epid) Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus diikuti Pengurus Badan Pembina Harian, dosen dan tenaga kependidikan secara luring pada Senin, 14 Maret 2022. Materi yang diterima oleh peserta pengajian adalah Konstruksi Implementasi PHIWM, metode sains dalam Islam, Islamic Worldview, akhlak dalam dimensi vertikal (ibadah) dan horisontal (muamalah).
Menurut Gunawan, PHIWM adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Alquran dan Sunnah untuk menjadi pedoman kehidupan (sikap dan perilaku) sehari-hari warga Muhammadiyah, yang meliputi :
Menjelaskan lebih lanjutnya, adapun langkah-langkah kehidupan dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ada enam, yaitu:
Pertama, Semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah kepada maksud dan tujuan persyarikatan.
Kedua, Setiap pimpinan dan pengelola AUM di berbagai bidang berkewajiban menjadikan amal usaha sebagai amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan.
Ketiga, Pimpinan amal usaha muhammadiyah berusaha meningkatkan dan mengembangkan amal usaha dengan penuh kesungguhan.
Keempat, Pimpinan amal usaha muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan kepada pimpinan persyarikatan secara bertanggungjawab dan bersedia untuk diaudit.
Kelima, Karyawan amal usaha muhammadiyah adalah warga muhammadiyah yang bekerja secara profesional.
Keenam, Karyawan amal usaha muhammadiyah adalah warga muhammadiyah yang bekerja secara profesional utamanya dalam mengelola PTMA.
Disampaikan juga oleh Gunawan, Jabatan adalah perkara yang akan disesali di akhirat, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda “Sungguh kalian akan berambisi mendapatkan jabatan/kekuasaan, dan itu akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat”. (HR Bukhari dari Abu Hurairah RA).
Dalam pemahaman Islam, akhlak berdimensi horisontal (habluminannas) dan berdimensi vertikal (habluminallah) dengan nilai (value) yang berbeda.
In Islam understanding, Morals have horizontal dimensions (habluminannas) and vertical dimensions (habluminallah) with different values.
Dimensi horisontal menggunakan tolok ukur BENAR-SALAH, sedangkan dimensi vertikal menggunakan tolok ukur HAQ-BATHIL. (Supardi)