Infeksi 'Son of Omicron' Munculkan Dua Gejala Baru, Apa yang Dirasakan Penderita?
Orang yang terkena infeksi Son of Omicron merasakan dua gejala baru Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang terinfeksi "Son of Omicron" menunjukkan dua gejala Covid-19 baru. "Son of Omicron" adalah julukan untuk subvarian omicron BA.2.
Dilansir dari laman The Sun, Rabu (16/3/2022), BA.2 yang menyebar supercepat telah menjadi dominan di Inggris. Laju infeksi subvarian yang juga disebut sebagai "Stealth Omicron" itu menyalip strain BA.1 omicron orisinal.
Saat pengujian Covid-19 dikurangi, penting bagi Anda untuk mengetahui tanda-tanda peringatan dini infeksi omicron. Pejabat kesehatan mengatakan, ada dua gejala BA.2 yang tidak selalu terlihat pada pasien yang terinfeksi varian lain.
Distrik Kesehatan Regional Spokane (SRHD), di Washington, Amerika Serikat pada pekan lalu mengumumkan bahwa orang yang terkena infeksi Son of Omicron setidaknya mengalami pusing dan kelelahan. Medical Daily melaporkan gejala-gejala itu umum terjadi pada kasus BA.2, berdasarkan data yang dikumpulkan.
Petugas kesehatan SRHD Francisco Velazquez mengatakan, sangat penting untuk memantau gejala, terutama dua yang baru dilaporkan. Mengingat gejalanya tidak spesifik dan bisa berasal dari kondisi dan penyakit lain, ia mendorong semua orang untuk divaksinasi dan mendapatkan booster guna menurunkan risiko infeksi.
Orang masih mengaitkan Covid-19 dengan batuk terus-menerus, kehilangan kemampuan indra penciuman atau pengecap, serta suhu badan tinggi. Sementara gejala tersebut masih terjadi, gejala virus sebagian besar telah berubah karena varian baru, dan efek vaksinasi
Kelelahan dan pusing juga terjadi pada infeksi strain lain, seperti delta dan virus asli dari Wuhan. Tapi, laporan menunjukkan itu lebih umum di BA.1 daripada sebelumnya dan mungkin menjadi tanda peringatan pertama setelah infeksi.
"Son of Omicron" menyebar lebih cepat daripada strain lain sebelumnya, menurut data awal. Yang terpenting, tidak ada sinyal bahwa varian omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Berbagai penelitian telah menunjukkan gejala infeksi BA.1 lebih ringan daripada delta. Diperkirakan, ini juga berlaku untuk BA.2. Meski begitu Prof Adrian Esterman, seorang ahli epidemiologi dan mantan pakar Organisasi Kesehatan Dunia, telah memperingatkan bahwa kasus Covid-19 akan meroket.
"Omicron BA.2 sekitar 1,4 kali lebih menular daripada BA.1. Angka reproduksi dasar (R0) untuk BA.1 adalah sekitar 8,2, artinya R0 untuk BA.2 sekitar 12. Ini membuatnya cukup dekat dengan campak, penyakit paling menular yang kita ketahui," tulisnya dalam akun Twitter.
Campak merupakan penyakit paling menular di dunia. Interaksi selama 15 menit saja dengan penderita campak sudah cukup untuk menyebarkannya.
Sementara itu, orang yang sebelumnya pernah positif Covid-19 masih berisiko terkena infeksi varian baru. Kasus semacam ini disebut reinfeksi.