Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20
Presiden AS menawarkan alternatif agar Ukraina menjadi pengamat G20
REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (25/3/2022) menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari kelompok negara-negara G20 karena perang Moskow yang sedang berlangsung melawan Ukraina.
Biden mengakui bahwa tindakan apa pun "tergantung pada G20," tetapi mengatakan itu dibahas selama pertemuannya dengan NATO dan negara-negara sekutu di Brussels. Biden mengatakan dia mengusulkan alternatif jika tidak ada kesepakatan di antara anggota untuk mengeluarkan Rusia. Dalam pertemuan itu, Biden mengatakan Ukraina harus diizinkan menghadiri pertemuan G20 sebagai pengamat.
G20 mencakup beberapa ekonomi terbesar di dunia. Rusia dikeluarkan dari kelompok negara ekonomi besar G8 pada 2014 setelah secara sepihak mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina, dan memulai dukungannya terhadap pemberontak separatis di timur Ukraina. G8 sekarang menjadi G7, dan mencakup AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris.
Biden terus memperingatkan Rusia atas potensi penggunaan senjata kimia di Ukraina, dan mengatakan "kami akan menanggapi jika" Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata pemusnah massal.
Presiden AS memuji persatuan NATO dalam menghadapi perang Rusia, dan mengatakan "tidak pernah, tidak pernah lebih bersatu daripada sekarang ini."
"Putin mendapatkan kebalikan dari apa yang dia inginkan sebagai konsekuensi pergi ke Ukraina. Kami membangun persatuan yang sama dengan Uni Eropa, dan dengan demokrasi terkemuka di G7," kata Biden.
Setidaknya 1.035 warga sipil tewas sejauh ini di Ukraina dan 1.650 terluka, menurut perkiraan PBB, sementara para pejabat memperingatkan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Lebih dari 3,6 juta orang Ukraina juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB.