Mendamba Pendidikan Mendamba Kemajuan Bangsa

Mendamba Pendidikan Mendamba Kemajuan Bangsa

.
Rep: Slamet Samsoerizal Red: Retizen

(Bagian 1)


Kritik bertubi-tubi masyarakat yang dialamatkan kepada pendidikan, mengindikasikan bahwa ia bersinggungan dengan hajat hidup orang banyak. Segala isu yang terjadi di masyarakat selalu dikaitkan dengan pendidikan. Keboborokan seperti perilaku korupsi yang dilakukan oknum pejabat dianggap sebagai hasil dari kegagalan pendidikan. Demikian pula dengan krisis ekonomi yang melanda sebuah negara. Lembaga pendidikan, dalam hal ini, acap dituding memiliki andil sebagai penyebabnya.

Ketika marak pemberitaan tentang korupsi semakin bertubi-tubi – padahal soal korupsi kita tahu sudah setua negeri ini berdiri- digagaslah pendidikan berbasis kejujuran. Wujudnya, antara lain didirikan kantin-kantin kejujuran di setiap sekolah. Para siswa dicobabiasakan berperilaku jujur ketika bertransaksi, mulai dari membeli jajanan hingga mengambil kembalia

(Sumber foto; Dokumen Pribadi,2018)

Seolah memikul beban sarat, pendidikan mesti bermuara pada hasil yang selalu positif. Itu tidak sebatas pada pribadi tetapi berkonsekuensi bagi bangsa dan negara. Tidak mengherankan, jika pemikiran yang acap muncul adalah buat apa sekolah? Kualitas produk lulusan anak-anak kita juga belum memuaskan, kalau tidak mau dikatakan rendah.

Secara mendunia, kualitas sumber daya manusia kita berada di bawah Vietnam atau nomor 104 dari bawah dari 106 negara yang disurvei. Sistem pendidikan (persekolahan) kita yang kenes selalu menimbulkan potensi pro-kontra di masyarakat. Citra kinerja ganti menteri ganti kurikulum, adalah kelaziman yang melekat kuat di benak masyarakat. Pelaksanaan UN (Ujian Nasional) yang belum juga meyakinkan selalu menyisakan opini kurang sedap. Belum tuntas dua masalah itu, kita disuguhi lagi kecentilan mendirikan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), dan melontarkan konsep pendidikan berkarakter.

Sementara kesenjangan kaya miskin pun terasa kasat mata di masyarakat. Kita menyaksikan pendidikan di pedesaan serba kekurangan dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Di perkotaan sarana prasarana pendidikan melimpah ruah dan di pedesaan keserbakekurangan demikian terasakan. Kita dapat melihat bagaimana gedung-gedung tak terawat berserakan di berbagai pedesaan. Juga keberadaan guru. Tumpukan guru yang berkualitas ada di perkotaan.

(Bersambung ke Bagian 2)

sumber : https://retizen.id/posts/87078/mendamba-pendidikan-mendamba-kemajuan-bangsa
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler