Arab Saudi Longgarkan Prokes, Minat Umroh Ramadhan Diprediksi Meningkat
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Minat jamaah umroh di bulan Ramadhan diprediksi akan meningkat, menyusul Pemerintah Arab Saudi telah melonggarkan protokol kesehatan. Pemilik travel Fajar Berkah Ilahi (FBI) Haji Boma mengatakan, dihapusnya kewajiban karantina dan PCR menjadi kabar baik bagi jamaah seluruh dunia.
"Alhamdulillah karena kabar gembira dari Arab Saudi bahwasanya sudah mulai renggang untuk jamaah-jamaah umroh dan Saudi sudah siap untuk menerima tamu tamu Allah dari seluruh penjuru dunia," kata Haji Boma saat dihubungi Republika, Senin (28/3).
Haji Boma memastikan bahwa umroh Ramadhan ini sangat ditunggu seluruh umat Islam dunia, tidak hanya di Indonesia. Karena selama dua tahun kebelakang ini umat Islam tidak bisa umroh karena Covid-19.
"Maka animo atau keinginan daripada masyarakat seluruh umat Islam di dunia ini sangat tinggi terutama di Indonesia, yang mana selama ini kerinduan kepada Baitullah Kerinduan kepada Rasulullah SAW ini tertanam selama dua tahun," ujarnya.
Sekarang pemerintah Arab Saudi telah menghapuskan segala kebijakan yang dinilai memberatkan jamaah seperti karantina dan PCR. Selain karena pahalanya seperti haji, umroh di bulan Ramadhan juga sudah bebas prokes.
"Dan akhirnya dengan Saudi yang begitu leluasa membuka dan telah mempersiapkan segalanya maka antusias orang untuk berumroh untuk datang ke baitullah dan bersjud di rumah Allah subhanahu wa ta'ala ini sangat tinggi sekali," katanya.
Haji Boma tetap mengingatkan agar jamaah selalu berhati-hati, jangan tertarik dengan paket umroh murah yang ditawarkan penyelenggara perjalanan ibadah umrah. Sudah terbukti banyak jamaan gagal berangkat umroh karena harga murah.
"Nah untuk itu hati-hati kepada para jamaah, jangan tergiur dengan harga murah," katanya.
Haji Boma mengatakan, saat ini di Madinah dan Makkah, masih banyak sekali hotel-hotel yang belum buka karena masih terkendala izin tidak masuk Booking Reference Mumber (BRN). Untuk itu penyelenggara perjalanan ibadah umrah harus memastikan hotel yang digunakannya telah masuk di sistem BRN.
"Sehingga ini yang akan menjadi masalah harga akan mahal dan banyak sekali jemaah jemaah yang akhirnya terlantar untuk keberangkatan karena dengan harga murah," katanya.
Haji Boma mengatakan, pihaknya telah menetapkan harga paket umroh di bulan Ramadhan sekitar Rp 30 juta. Harga ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan harga di luar Ramadhan.
Dihubungi terpisah Presiden Direktur Patuna Mekar Jaya Syam Resfiadi mengatakan, Ramadhan tahun ini Patuna tidak menjual paket umroh Ramadhan. Untuk itu dia tidak menetapkan berapa harga umroh di bulan Ramadan ini.
"Sudah habis, gak jualan lagi, Syawal aja baru jualan lagi," katanya.