Enam Mitos tentang Wanita Muslim dan Faktanya

Dalam Islam, wanita memiliki kedudukan yang sama dengan pria.

Reuters/Olivia Harris
Muslim muda Inggris. Ilustrasi Muslimah. Enam Mitos tentang Wanita Muslim dan Faktanya
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang mualaf keturunan Perancis-Amerika Theresa Corbin mengisahkan pertemuannya dengan Islam yang di luar bayangannya. Terutama terkait citra Islam dalam memperlakukan wanita yang membuat pandangannya tentang agama ini berubah drastis. 

Baca Juga


Theresa yang kini aktif menulis buku-buku keislaman menjelaskan, pertemuannya dengan Islam pertama kali lewat seorang Muslimah India. Pertemuan yang mengantarkannya kepada hidayah Islam di kemudian hari. 

"Saya menatap mata indah seorang wanita Muslim India yang hanya bisa digambarkan sebagai inspirasi Jasmine dari Aladdin. Saya memperhatikan sopan santunnya, mendengarkan percakapannya yang cerdas dan semangat hidupnya yang riuh dan memutuskan wanita ini berbeda. Dia tidak bisa seperti semua wanita penurut dan tertindas yang menyedihkan dari bagian dunia 'itu,'" katanya. 

Pertemuannya dengan wanita Muslim pertama kali itu justru membuatnya heran karena berbeda jauh dengan bayangannya. Sebelumnya, ia membayangkan wanita Muslim adalah orang-orang di bawah keterpaksaan dan tidak bebas dengan menggunakan penutup rambut dan tubuhnya. 

"Ketika saya mengenal wanita misterius ini, yang saya pikir telah menentang semua tradisi agama dan budayanya, saya menyadari gagasan tentang dia adalah bagian dari kesalahpahaman saya sendiri, dan semua mitos yang saya anggap benar tentangnya," jelasnya.

Setelah bertemu dengan wanita Muslim secara langsung dan mempelajari Islam, Theresa kemudian menyebut ada beberapa mitos terkait citra Muslimah. Sesuatu yang berbanding terbalik dengan fakta sebenarnya. Adapun mitos-mitos tersebut adalah sebagai berikut, seperti dilansir dari About Islam, Sabtu (26/3/2022).

Mitos wanita lebih rendah derajatnya dari pria

Ketika Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, wanita tidak didefinisikan seperti yang telah terjadi di banyak masyarakat dan agama sebelumnya. Dia bukan versi pria yang dimutilasi, seperti yang diklaim orang Yunani. 

Wanita juga tidak memikul tanggung jawab atas kejatuhan manusia, seperti yang diputuskan oleh pria dalam agama lain. Dia tidak dibunuh atau ditinggalkan hanya karena jenis kelaminnya.

Dalam Islam, wanita adalah mukmin bagi dirinya sendiri. Tuhan memberi tahu kita wanita memiliki kedudukan yang sama dengan pria: "Aku tidak akan menyia-nyiakan amal salah seorang di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing sama. (QS. Ali Imran: 195)

Tidak ada superioritas spiritual dalam peran laki-laki atau peran perempuan. Laki-laki dan perempuan saling melengkapi satu sama lain dan tidak boleh didefinisikan dalam hubungan satu sama lain, kecuali dengan ketakwaan dan amal soleh. 

Muslimah bersolek. - (Republika.co.id)

 

Mitos wanita bergantung sepenuhnya pada pria

Kenyataannya, dalam Islam pria dan wanita saling bergantung. Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubah: 71).

Wanita Muslim di abad ke-7 di gurun Arabia memperoleh hak untuk menjadi badan hukum mereka sendiri. Perempuan memilih, memberi nasihat tentang segala hal mulai dari politik hingga agama, kepemilikan properti, menandatangani kontrak, dan mewarisi semua hak yang dijanjikan kepada mereka melalui agama Islam. Wanita bukanlah harta yang diserahkan dari ayah ke suami, sesuatu yang dunia Barat tidak sadari sampai abad ke-19 dan ke-20. 

Mitos wanita Muslim tidak bisa memutuskan dengan siapa dia menikah

Faktanya, setiap pengantin wanita harus menyetujui pernikahannya. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Janda dan wanita yang diceraikan tidak boleh dikawinkan sampai diperoleh perintah mereka, dan perawan tidak boleh dikawinkan sampai persetujuannya diperoleh." (HR. Bukhari)

Mitos wanita Muslim tidak boleh mendapat pendidikan

Faktanya, Muslimah tidak hanya berhak mendapatkan pendidikan, tetapi juga memiliki kewajiban untuk belajar atau menimba ilmu. Nabi Muhammad bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan." (HR.Ibnu Majah).

Mitos Islam menganggap wanita sebagai warga kelas dua

Kebenarnnya, selama masa hidupnya, Nabi Muhammad menasihati dan menyemangati lebih dari 600 wanita yang merupakan ulama, pejuang, perawat, pengusaha, guru dan siswa. Wanita Muslim dan semua wanita berhak atas perlakuan yang baik.

Nabi Muhammad bahkan menyatakan bahwa: "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap wanita." (HR. At-Tirmidzi)

Mitos pria Muslim memaksa wanita menutupi rambutnya

Kenyataannya, alasan pertama dan terpenting wanita Muslim mengenakan jilbab adalah untuk menaati perintah Tuhan atas kehendak dan ketulusannya sendiri. Wanita tidak memakai jilbab untuk menyenangkan pria.

Bahkan jika dia melakukannya, ini dianggap sebagai dosa terbesar dalam Islam, penyembahan berhala (syirik). Tidak ada pria atau wanita yang diizinkan melakukan tindakan pengabdian apa pun selain kepada Tuhan.

Baik pria maupun wanita diminta oleh Allah untuk menjaga auratnya. Tapi karena tubuh keduanya berbeda, wanita dan pria berpakaian berbeda. 

Infografis Mengenal Ragam Penutup Kepala Muslimah - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler