Penumpukan di Terminal Tiga Bandara Soekarno-Hatta Menunggu PCR
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sempat terjadi penumpukan dari pelaku perjalanan luar negeri termasuk jamaah umroh untuk antri test PCR. Video penumpukan ini tersebar di bebarapa group media sosial dengan beragam komentar di dalamnya.
Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (Ampuh) Tri Winarto mengatakan, video penumpukan pelaku perjalanan luar negeri itu terjadi pada ada Ahad (27/3) siang di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka semua menunggu antrian panjang untuk mendapatkan test PCR
"Kejadian antrian panjang kedatangan itu terjadi pada Ahad siang, orang menumpuk terus datang yang dari Makkah yang dari Turki dan yang sebagainya belum kedatangan pesawat pesawat yang lain tetapi masih didominasi jamaah umroh itu karena proses PCT yang sangat lama," kata Tri Winarto kepada Republika, kemarin.
Tri menceritakan, karena sudah tidak lagi terbendung, banyaknya orang datang akhirnya petugas satgas Covid membebaskan seluruh jamaah keluar bandara tanpa PCR. Sekitar pukul empat sore mereka baru bebas melenggang tanpa tes PCR.
"Mereka sudah tidak nyaman akhirnya kira-kira di pukul tiga atau pukul empat setelah antrian yang sangat panjang akhirnya jamaah sudah disuruh keluar semua ya langsung pulang tanpa PCR," katanya.
Tri menuturkan, sebelum terjadi penumpukan mereka para pelaku perjalanan luar negeri, wajib tes PCR. Karena terjadi penumpukan dan keadaan sudah mulai tidak kondusif akhirnya mereka diizinkan keluar tanpa PCR.
"Awal-awal mereka harus PCR membayar tetapi di rombongan berikutnya langsung pulang ke rumah masing-masing tanpa PCR," katanya.
Tri berharap kejadian kemarin itu bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk menghapuskan kewajiban PCR bagi pelaku perjalanan luar negeri yang baru datang ke Indonesia. Karena beberapa negara termasuk Arab Saudi telah menghapuskan syarat PCR.
"Nah untuk hari ini tentu kita lihat dan travel jamaah umroh berharap agar sebaiknya memang tidak perlu untuk jamaah umroh PCR kedatangan di Jakarta," katanya.
Tri menyarankan, jika pun harus tetap ada PCR maka petugas Satgas Covid-19 harus menambah jumlah petugasnya. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan yang membuat masyarakat tidak nyaman dengan antrian panjang hanya menunggu satu lembar kertas hasil PCR.
"Atau kalau menurut saya jika PCR itu masih menjadi sebuah keharusan karena sudah diputuskan dalam keputusan Satgas covid dan pemerintah, maka sebaiknya harus ada petugas yang memadai dalam jumlah yang cukup untuk mengcover kedatangan jamaah," katanya.