Dua Sikap Manusia Saat Ramadhan Datang
Ada manusia yang senang dan tidak senang saat Ramadhan datang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Datangnya bulan suci Ramadhan bagi kebanyakan umat Muslim merupakan kebahagiaan besar. Tapi tentu tidak seluruh Muslim merasakan atau mempunyai pendapat yang sama terkait bulan suci.
Setidaknya, ada dua kondisi manusia, menurut para ulama saat Ramadhan datang. Dua kondisi berbeda yang menggambarkan juga tingkat keislaman seorang hamba. Berikut dua sikap berbeda seorang hamba dalam menyambut Ramadhan, seperti dilansir dari Islamweb.
Orang yang senang dengan kedatangan Ramadhan
Sikap yang pertama adalah golongan orang-orang yang bersukacita dengan kedatangan Ramadhan. Kesenangan mereka karena berbagai alasan yang terbagi menjadi beberapa kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Orang yang terbiasa puasa
Mereka yang terbiasa berpuasa, otomatis telah melatih diri untuk bertahan demi menghadapi bulan suci Ramadhan. Inilah salah satu alasan mengapa Nabi menganjurkan puasa sunnah, seperti puasa Senin dan Kamis, puasa hari Arafah, hari asyura dan lainnya. Tidak hanya terlatih menahan makan dan minum, tapi juga terlatih meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Satu kisah pada masa salaf saleh menggambarkan kondisi ini. Tentang beda orang yang sering berpuasa dan orang yang jarang berpuasa.
Diriwayatkan, pada masa generasi sahabat, ada orang yang sedang menjual budak perempuan kepada seseorang yang bertepatan dengan datangnya Ramadhan. Saat Ramadhan dimulai, tuan baru dari budak perempuan itu mulai menyiapkan makanan dan minuman yang spesial. Ketika gadis budak itu memperhatikan apa yang dilakukan tuan dan orang-orangnya, dia berkata, "Untuk apa kamu melakukan itu?,"
Mereka menjawab, “Ini adalah untuk menyambut Ramadhan," Budak itu kemudian dengan heran berkata: “Apakah Anda hanya berpuasa di bulan Ramadhan? Ya Allah, saya telah meninggalkan orang-orang yang mengambil sepanjang tahun seolah-olah itu Ramadhan. Saya tidak perlu tinggal di antara kalian lagi, bawa saya kembali ke mereka." Lalu budak itu dikembalikan ke tuannya sebelumnya.
2. Orang yang mencari kebahagiaan hakiki
Orang dengan kategori ini tahu betul dengan meninggalkan kesenangan di dunia ini mereka akan dapat mencapai kebahagiaan yang lebih di akhirat. Karena ketika orang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan setiap tindakan yang membatalkan puasa di siang hari di bulan Ramadhan, dia sebenarnya menaati Allah, yang merupakan penyebab pencapaian kenikmatan abadi di surga.
3. Orang yang mengetahui keutamaan Ramadhan
Orang jenis ini akan benar-benar senang menjalani Ramadhan karena memahami ini adalah bulan kesempatan untuk unggul dalam ketaatan dan kompetisi melakukan kewajiban mereka. Mereka juga mengetahui di bulan ini Allah subhana wa Ta'ala memberikan pahala yang tak terhitung banyaknya.
Orang yang tidak senang dengan Ramadhan
Ada juga orang yang menganggap Ramadhan sebagai beban. Ramadhan dianggap seperti tamu tidak diundang sehingga setiap jam, hari, pekannya dihitung karena tidak sabar keluar dari Ramadhan.
Adapun ketidaksukaan ini disebabkan hal-hal berikut.
1. Terbiasa menikmati makanan dan minuman berlebih
Mereka yang terbiasa menikmati makanan dan minuman berlebihan, ditambah menikmati kesenangan yang haram akan tidak menyukai Ramadhan. Mereka memandang Ramadhan sebagai bulan yang membatasi diri untuk bersenang-senang.
2. Orang yang terbiasa mengabaikan larangan dan perintah Allah
Mereka adalah orang-orang yang mengabaikan ketaatan dan telah menjadi kebiasaan. Sehingga Anda akan melihat salah satu di antara mereka lalai dari kewajiban seperti shalat. Bahkan ketika Ramadhan dimulai, mereka membatasi ketaatan mereka hanya pada tindakan tertentu. Wajar jika orang-orang ini tidak bersukacita dengan datangnya Ramadhan.