Ketua MUI: Ramadhan Jadi Barometer Keimanan Muslim
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengungkap cara seseorang menyambut Ramadhan seolah menunjukkan bagaimana kondisi keimanan seseorang, dalam kondisi baik atau rapuh.
"Jika kita merasa senang, berarti imannya baik. Kalau yang merasa sedih, mumpung masih Sya'ban dipuas-puasin makannya, berarti imannya sedang rapuh," ujar dia dalam kegiatan Syiar Islam & Tarhib Ramadhan 1443 H, Kamis (31/3) malam.
Ia menyebut penting bagi umat Muslim untuk mengikuti tarhib Ramadhan dan menggemakan di masyarakat. Harapannya agar iman setiap Muslim bisa naik dan bergembira dalam menyambut Ramadhan.
Menjelang Ramadhan, Kiai Cholil Nafis menyebut ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan, seperti padusan di Jawa atau membunyikan meriam di Lebanon. Artinya, dengan keutamaan Allah SWT berupa Islam, Alquran dan rahmat-Nya, umat Muslim diperintahkan untuk merasa senang dan bahagia dalam menyambut Ramadhan.
Bulan Suci Ramadhan disebut sebagai momen untuk kembali kepada kemanusiaan yang sejati. Bulan ini seperti balai latigan kemanusiaan untuk kembali kepada fitrah.
"Kita dilatih menahan diri. Kalau ingin menjadi orang waras, harus mampu mengontrol diri. Sama dengan kemampuan mengontrol bagaimana dalam hidup kita mampu mengalahkan kepentingan diri sendiri dari kepentingan umum," lanjutnya.