Sidebar

Komite Menteri OPEC+ akan Tetap Produksi Minyak Sesuai Rencana

Friday, 01 Apr 2022 22:19 WIB
Seorang pria naik unta melintasi ladang minyak di kawasan Sakhir, Bahrain. Komite Menteri OPEC+ akan Tetap Produksi Minyak Sesuai Rencana

IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Komite menteri utama OPEC+ telah sepakat tetap pada kebijakan produksi minyak yang ada. Negara-negara produsen minyak tetap meningkatkan produksi sebesar 432 ribu barel per hari mulai Mei nanti. 

Baca Juga


Dalam pemungutan suara, kesepakatan diklaim telah tercapai dan OPEC+ akan mengadakan pertemuan berikutnya pada 5 Mei. Pernyataan dari kelompok tersebut menyarankan volatilitas saat ini di pasar minyak karena ketegangan geopolitik, setelah selesainya Pertemuan Menteri OPEC dan non-OPEC ke-27 pada 31 Maret.

Dilansir dari Arab News, Kamis (31/3/2022), sebelumnya Amerika Serikat mendesak OPEC+ untuk meningkatkan produksi karena harga energi yang tinggi telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi di seluruh dunia. Kondisi ini mengancam akan menggagalkan pemulihan dari pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mendorong anggota OPEC+ untuk tetap berada di jalur mengenai keputusan kelompok tersebut. Dia juga mengatakan anggota OPEC+ harus tetap waspada dan memperhatikan kondisi pasar yang selalu berubah.

Volatilitas Harga Minyak

Harga minyak mentah melonjak karena kekhawatiran kekurangan pasokan besar setelah Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.

Karantina Covid di China juga membebani harga karena negara itu adalah konsumen minyak mentah utama dunia. Analis di Commerzbank, Carsten Fritsch, mengatakan, penurunan harga baru-baru ini telah membuat lebih kecil kemungkinannya OPEC+ akan memutuskan meningkatkan produksi. Harga minyak jatuh lagi pada hari Kamis di tengah laporan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk menekan cadangannya, tetapi mereka tetap di atas Rp 1,4 juta per barel.

Menurut Bloomberg, Gedung Putih diperkirakan akan mengumumkan rencana melepaskan satu juta barel per hari selama beberapa bulan dengan total hingga 180 juta. "Ini tidak memberi kelompok insentif untuk mengangkat batas produksi lebih dari peningkatan yang direncanakan," kata Kepala Analis Komoditas di SEB Bjarne Schieldrop.

Berita terkait

Berita Lainnya