PBB Serukan Penyelidikan Independen Pembunuhan Warga Sipil di Ukraina

PBB menyerukan penyelidikan independen atas pembunuhan lebih dari 410 warga sipil

AP/Rodrigo Abd
Tangan mayat muncul dari kuburan massal di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Ahad, 3 April 2022.
Rep: Fergi Nadira B Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen atas pembunuhan lebih dari 400 warga sipil di sebuah kota Ukraina, Ahad (3/4/2022). Sebelumnya Jaksa agung Ukraina mengatakan negaranya menemukan 410 jenazah menyusul penarikan pasukan Rusia di kota itu.

"Saya sangat terkejut dengan foto warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina," kata Guterres di Twitter seperti dilansir laman Anadolu Agencies, Senin (4/4/2022).

"Sangat penting bahwa penyelidikan independen mengarah pada akuntabilitas yang efektif," ujarnya menambahkan.

Sekurangnya 410 warga sipil ditemukan di kota Bucha dekat ibu kota Ukraina, Kiev. Namun Kementerian Pertahanan Rusia pada Ahad membantah bahwa pasukannya membunuh warga sipil saat menarik diri dari kota-kota dekat Kiev.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta organisasi internasional untuk mengirim ahli ke negara itu sesegera mungkin untuk mengumpulkan bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia. Pada Sabtu pekan lalu, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mikhail Podolyak mengatakan jasad orang-orang dengan tangan terikat dan ditembak mati oleh pasukan Rusia tergeletak di jalan-jalan di Bucha.

Perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional. Uni Eropa, Amerika Serikat dan Inggris menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.

PBB memperkirakan setidaknya 1.417 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.038 terluka. Namun angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

PBB juga telah mencatat lebih dari 4,1 juta warga Ukraina melarikan diri ke negara lain. Sementara jutaan warga lainnya mengungsi di dalam negeri.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler