Dokter Kasih Resep '3J' Bagi Pengidap Asam Lambung Agar Bisa Berpuasa

Pengidap asam lambung tetap bisa berpuasa Ramadhan tanpa gangguan.

www.pixahive.com
Pengidap asam lambung tetap bisa berpuasa Ramadhan tanpa gangguan.
Rep: Dadang Kurnia Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis penyakit dalam Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Miftahussurur, menyatakan puasa yang mewajibkan menahan haus dan lapar dari pagi hari hingga menjelang petang, asam lambung dapat naik karena tidak ada makanan yang dapat diproses oleh cairan tersebut. Naiknya asam lambung tersebut, kata dia, dapat menimbulkan perasaan sakit dan nyeri pada perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Baca Juga


Miftah menyatakan, untuk menghindari naiknya asam lambung, masyarakat yang berpuasa disarankan tetap memperhatikan jenis, jumlah, dan jadwal (3J) dalam memilih makanan untuk berbuka ataupun sahur. Mereka yang memiliki penyakit asam lambung juga dimintanya meyakinkan diri, dengan berpuasa tidak akan memperparah penyakit tersebut, melainkan dapat menyembuhkannya.

“Saya sangat sering menganjurkan kepada pasien untuk yakin bahwa dengan berpuasa akan dapat mengurangi atau bahkan menyembuhkan keluhan gangguan lambung. Asalkan dilaksanakan dengan sebenar-benarnya sesuai anjuran,” ujar Miftah, Rabu (6/4/2022).

Islam, kata Miftah, telah menuntun agar umatnya dapat berpuasa dengan baik dan benar. Jadwal makan, kata dia, dapat dicontohkan pada saat berbuka. Dengan mendahulukan takjil sebagai makanan pembuka supaya tidak memberikan tekanan berlebih pada lambung yang beristirahat setelah sekian jam. Kemudian diikuti dengan makan besar yang tidak terlalu kenyang dan ditutup dengan sahur. 

“Kebiasaan-kebiasaan seperti itu yang sering menjadi permasalahan. Tidak sahur, makan sebelum tidur sehingga gangguan lambung menjadi kambuh,” ujar Miftah.

Di sisi lain, sambungnya, ada beberapa makanan tertentu yang dapat mempengaruhi lambung. Misalnya makanan pedas dan kecut yang dapat memberikan iritan secara langsung kepada lambung. Selain itu, susu dan santan yang dapat memperlambat peristaltik usus untuk mengosongkan makanan.

"Oleh karena itu komposisi makanan saat berbuka atau sahur menjadi sangat penting di luar tentang pentingnya kita mengkonsumsi sayur dan buah baik secara kuantitas dan kualitas serta tentunya konsumsi air yang cukup,” ujar Miftah.

Untuk serat, Miftah menganjurkan agar dapat melakukan kunyahan yang lebih banyak. Agama, lanjutnya, menganjurkan untuk mengunyah di atas 30 kali agar lambung tidak bekerja terlalu keras, terutama pada saat berpuasa. Miftah pun mengingatkan untuk menjalankan puasa sesuai dengan esensi yang telah dianjurkan agama.

“Atur pola makan, hindari kondisi stres sehingga gangguan lambung saat berpuasa dapat teratasi,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler