Prof KH Ibrahim Hosen, Sang Fakih Legendaris (I)
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengelompokan ulama sering kali berdasarkan pada spesialisasi kepakarannya. Salah satuhnya ahli fikih. Salah seorang ahli-fikih yang legendaris dalam sejarah Indonesia adalah Prof KH Ibrahim Hosen LML.
Pendiri Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ)dan Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta itu merupakan fakih yang ikut merawat tradisi Mazhab Syafii di Tanah Air. Selain itu, rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palembang periode 1964-1966 tersebut juga aktif dalam Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
KH Ibrahim Hosen lahir pada 1 Januari 1917 di Tanjung Agung, Bengkulu. Dia dibesarkan oleh keluarga yang tidak hanya berdarah ningrat, tetapi juga alim agama Islam. Ayahnya, KH Hosen, merupakan seorang dai sekaligus sudagar keturunan Bugis. Adapun Ibunya, Siti Zawiyah, berasal dari kaum bangsawan Kerajaan Salebar.
Ibrahim Hosen menempuh pendidikan pertamanya di Temasek (kini Singapura) pada Madrasah Assegaf tahun 1927. Hingga kelas empat, anak lelaki ini kemudian pindah ke Mu'awanatul Khair Arabische School (MAS), sebuah sekolah yang didirikan oleh bapaknya di Tanjung Karang, Lampung.
Pada 1932, Ibrahim melanjutkan pendidikannya di Teluk Betung. Saat itu, ia juga menggunakan waktunya untuk mendalami dasar-dasar syariat dan bahasa Arab. Gurunya kala itu adalah Kiai Nawawi, seorang mubaligh yang pernah menjadi pengajar di Masjid al-Haram, Makkah, selama belasan tahun.
Sekira dua tahun kemudian, Ibrahim merantau ke Jakarta untuk meneruskan studinya di SMP Darul Muallimin Jamiatul Khair. Tak puas dengan hanya bersekolah, ia juga memperluas cakrawala keilmuannya dengan mengaji di sejumlah daerah, termasuk Cilegon, Banten. Di sana, dirinya belajar kepada KH Abdul Latif.