Prof KH Ibrahim Hosen, Sang Fakih Legendaris (III-Habis)
IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Selain dikenal sebagai ulama ahli fikih, Prof KH Ibrahim Hosen juga merupakan perintis dalam pengembangan studi ilmu-ilmu Alquran di Indonesia. Hal itu ditandai dengan fakta, hampir separuh lebih usianya dihabiskan untuk berjuang memasyarakatkan 'Ulumul Qur'an.
Kiai Ibrahim merupakan salah satu pendiri PTIQ Jakarta khusus putra pada 1 April 1971.Sekitar enam tahun kemudian, ia menggandeng Yayasan Affan guna mendirikan IIQ Jakarta khusus putri.
Gus Nadir mengungkapkan, salah satu alasan Kiai Ibrahim mendirikan IIQ Jakarta adalah untuk mendukung lahirnya alim ulama dari kalangan perempuan. Beberapa kali mubaligh tersebut mengingatkan, peran kaum hawa dalam sejarah keilmuan Islam jangan dipandang sebelah mata. Justru ada banyak Mus limah cendekia yang menyinari peradaban.
Almarhum Abah selaku rektor pertama dan pendiri IIQ sangat mendambakan ulama- ulama perempuan (lahir) dari rahim IIQ, ujar Gus Nadir dalam acara peringatan Haul Prof KH Ibrahim Hosen dan launchingbuku kumpulan tulisan Prof KH Ibrahim Hosen yang digelar secara virtual, Ahad (27/3/2022) lalu.
Menurut Gus Nadir, ayahandanya mendirikan IIQ agar kiprah perempuan tidak dilupakan begitu saja. Karena itu, dalam berbagai kesempatan Kiai Ibrahim sering menyatakan bahwa meskipun pendiri IIQ adalah laki-laki, tetapi lembaga tersebut baru bisa sukses apabila rektornya adalah seorang wanita.
Pada 7 November 2001, Kiai Ibrahim berpulang ke rahmatullah dalam usia 84 tahun.Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan medis di Mount Elizabeth Hospital, Singapura.Jenazahnya kemudian dimakamkan di kompleks permakaman UIN Syarif Hidayatullah."