Legislator Imbau Pemerintah Intens Sidak Makanan dan Minuman Saat Ramadhan

Sidak perlu dilakukan untuk memastikan makanan takjil yang dijual aman dikonsumsi.

Andreas Fitri Atmoko/Antara
Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengecekan dan pendataan takjil (ilustrasi)
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah lebih intens mengawasi peredaran makanan dan minuman pada bulan suci Ramadhan. Menurutnya sidak perlu dilakukan untuk memastikan makanan takjil dan makanan siap saji yang beredar di pasaran bebas dari bahan-bahan berbahaya.

Baca Juga


"Masyarakat Indonesia cenderung lebih konsumtif saat bulan Ramadhan. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk  meraup keuntungan berlipat," kata Netty  dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/4/2022).

Karena itu Netty menilai pemerintah harus lebih intensif melakukan pengawasan peredaran makanan dan minuman sampai ke pasar tradisional di daerah-daerah. Menurut Netty, memastikan keamanan pangan adalah tugas pemerintah guna menjamin keselamatan rakyat.

"Tingginya peredaran makanan dan minuman yang mengandung zat-zat berbahaya karena masih ada pembelinya. Masih banyak  masyarakat yang tidak paham dan tidak bisa mengenali makanan yang mengandung zat bahaya tersebut," ujarnya.

Politikus PKS itu meminta agar pemerintah sering melakukan edukasi dan sosialisasi tentang pangan layak konsumsi pada masyarakat dengan cara-cara yang sederhana, tanpa harus uji laboratorium. Masyarakat yang teredukasi tentang pangan aman dan sehat dapat mengenali adanya bahan berbahaya melalui warna, bau, maupun kekenyalan makanan. "Tentu juga dengan memerhatikan kemasan, label, izin edar dan masa kedaluwarsanya," ungkapnya.

Netty menilai kasus keracunan makanan yang kerap terjadi, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan ketelitian konsumen terkait makanan sehat dan aman. Karena itu, Netty meminta pemerintah untuk melakukan pengawasan dan pembinaan kepada para pelaku usaha pangan olahan agar tetap menjaga standar keamanan pangan pada produknya.

"Selama pandemi banyak pelaku usaha yang  sepi pembeli sehingga  produk tersisa banyak. Nah,  jangan sampai produk kedaluwarsa beredar di pasar-pasar dan bahkan masuk pada parcel lebaran," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler